tidak dapat di
pahami apabila yang mengkaji tidak membaca Injil Kristus.
Sebab ayat Mutasyaabihaat tidak dapat mengambil pelajaran, karena dapat menimbulkan fitnah, kecuali hanya orang
yang berakal.
Karena itu gunakan
akal untuk mencari Injil yang merupakan sejarah (Ilmu pengetahuan) !
Hal itu sudah di ingatkan di dalam Al Qur-an Q. 3:7
Dia-lah
yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada
ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain
(ayat-ayat) mu- tasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong
kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang
mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari
ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan
orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat
yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
Oleh karena itu
Allah dalam FirmanNYA di Q.5:68
Katakanlah:
"Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu
menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari
Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka;
maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
sudah menghimbau
kita semua (“kamu”) agar membaca Taurat dan Injil.
Dimana Firman
Allah di ayat tersebut mengandung suatu himbauan tersamar kepada semua Ahli
Kitab apapun golongannya untuk membaca Taurat dan Injil, dan
apabila melalaikan himbauanNYA maka para Ahli Kitab dan kita (“kamu”) tidak
dipandang beragama sedikitpun !.
Di sebabkan
manusia meremehkan ajaranNYA, dan karena Allah
Maha Tahu, oleh karena itu ayat di Q.19:71,
Dan
tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi
Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
menyimpulkan
kembali apa yang pernah disabdakan Yesus
Kristus (diInjil).
Akan tetapi disajikan untuk pembaca dimana bunyi dari ayat tersebut sudah bermakna sebuah hukuman.
Akan tetapi disajikan untuk pembaca dimana bunyi dari ayat tersebut sudah bermakna sebuah hukuman.
Dan jika diperhatikan dengan cermat ayat
tersebut (Q.19:71),
Dan
tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi
Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
tersirat bahwa ada
sosok (Tuhanmu)
yang pernah memberikan ancaman (hukuman mutlak), apabila melalaikan sesuatu nasihat atau perintahNya !
Dimana ayat tersebut seperti kebalikan dari sabda Yesus Kristus (Tuhannya orang Kristen) di Markus 16:16.
Siapa
yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya
akan dihukum.
Sehingga ayat di Q.19:71
Dan
tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi
Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
diturunkan untuk
memberikan lagi peringatan
keras kepada
semua manusia terutama mereka yang sedang membaca Al Qur-an, dengan bernada
vonis ancaman !
Di mana kita
sangat meyakini Al Qur-an adalah kebenaran Firman Allah, yang tidak
bisa diremehkan !
Ironisnya mengapa
kita semua orang Mu’min,
disaat membaca dan sambil mengkaji ayat–ayat
Al Qur-an, apabila mendapati ayat yang berbunyi “ancaman” ,
kemudian kita tetap tidak menyadarinya ?
Hal itu tidak bisa
dipersalahkan, karena kita orang Mu’min pada
umumnya tidak pernah tahu duduk permasalahan sebenarnya., oleh karena tidak pernah membaca
sebagai nara sumbernya yaitu Injil Kristus.
Di mana sifat
manusia apabila tidak merasa berbuat salah, maka tidak akan takut terhadap ancaman.
Keadaan itu tanpa
disadari menjadi sebuah dilema dari generasi ke generasi hingga saat ini.
Hal tersebut tidak perlu diherankan, karena sejak pertama Al Qur-an diturunkan
di jazirah Arab, Rasul Muhammad sudah mengeluh kepada Tuhan tentang Umatnya yang meremehkan Al Qur-an.
Hal tersebut tertulis di Q.25:30 yaitu;
Berkatalah Rasul: "Ya
Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an itu sesuatu yang tidak
diacuhkan".
Oleh Karena Allah Maha Tahu, maka Al Qur-an diturunkan, tidak lain
hanyalah Pelajaran, Kitab yang memberi penerangan dan peringatan untuk MEREKA
semua yang tetap kafir terhadap Yesus Kristus, sejak itu.
Oleh sebab itu begitu pentingnya ayat di Q.5:68,
Katakanlah: "Hai Ahli
Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan
ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari
Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka;
maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
mengapa kita selalu harus berdalih tentang
ayat ini !
Dimana bunyi ayat Q.5:68 yaitu ;Katakanlah: “Hai Ahli
Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan
ajaran–ajaran Taurat, Injil dan Al Qur-an yang diturunkan
kepadamu dari Tuhanmu”. Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad)
dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari
mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu. ( Al Qur-an terjemahan Dept. Agama
RI. Jakarta 1984 ).
Ayat tersebut (Q.5:68) sangat jelas isinya,
dimana Allah melalui malaikat Jibril berpesan kepada Rasul Muhammad dengan
perintah yaitu : “katakanlah”.
Jadi sungguh jelas bahwa di zaman itu, pesan tersebut
terutama ditujukan kepada semua ahli Kitab apapun agamanya, agar menegakan
kembali pesan / ajaran-ajaran yang ada didalam Kitab-kitab tersebut.
(Dimana “ajaran-ajaran” mempunyai
arti lebih dominan berhubungan dengan “akhlak” / perbuatan )
Hal itu disebabkan, di zaman itu makin banyaknya orang-orang yang melanggar hukum Taurat, yaitu 10 perintah Allah yang ada dalam Kitab tersebut, dimana perbuatan / akhlak mereka sudah menyimpang dari ajaran-ajaran Taurat.
Sehingga melalui
para Imamnya, perlu diperingatkan kembali untuk ditegakkan.
Dan begitu pula selanjutnya, setelah Injil diturunkan, di zaman itu makin banyak juga orang-orang pemegang Injil tetap berbuat kejahatan, yang berarti melanggar hukum kasih yang diajarkan “Yesus Kristus” di dalamnya.
Dan begitu pula selanjutnya, setelah Injil diturunkan, di zaman itu makin banyak juga orang-orang pemegang Injil tetap berbuat kejahatan, yang berarti melanggar hukum kasih yang diajarkan “Yesus Kristus” di dalamnya.
Dengan demikian
orang-orang tersebut telah mengabaikan peringatan “Yesus
Kristus” yang ada tertulis di Injil
Matius 7:21-23.
Dan
dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah
termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua", maka syaitan
membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya
telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan
mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka
menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu
itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagi kamu berdua?" Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah
menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi
rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
Dimana ayat
tersebut menggambarkan bahwa hidup mereka (Nasrani) akan sia sia karena tetap
berbuat kejahatan walaupun mereka menyebut / meng Imani Yesus Kristus sebagai Tuhannya !.
Sehingga melalui
para Imam, dan semua pemegang Injil ,
perlu di peringatkan kembali untuk ditegakkan.
Oleh sebab itu
begitu pentingnya kalimat pertama di ayat Q.5:68,
Katakanlah:
"Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu
menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari
Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka;
maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
dimana Rasul
Muhammad pada zaman itu diperintahkan oleh Allah untuk “mengatakan” sebuah
peringatan kepada pemegang Kitab Taurat dan Injil, supaya mereka menegakkan kembali ajaran-ajaran yang terdapat pada
Kitab-kitab tersebut yang mereka Imani
Begitu pula bagi
kita umat Mu’min dengan Kitab Suci Al Qur-an yang merupakan Kitab terakhir, setelah
Kitab Taurat dan Injil, mengapa kita diajarkan agar meng-Imani
Kitab-kitab sebelumnya dan berikut Nabi-nabinya, bagaikan kaum Nasrani pemegang Injil,
harus meng Imani Kitab sebelumnya yaitu Kitab Taurat.
Kalau kita
berpikir tentang kenyataannya yang terjadi pada diri kita bahkan hampir semua umat Mu’min.
Bagaimana mungkin
kita bisa meng-Imani Kitab-kitab sebelumnya, apalagi menegakkan ajaran-ajaran
yang ada di-dalamnya ?
Sedangkan untuk
membaca Kitab tersebut saja, kita tidak mau dengan berbagai alasan !
Ironisnya jangankan
kita untuk membaca Injil, sedangkan yang merupakan nara sumber satu-satunya yaitu“Yesus Kristus”, hanya namaNya saja sudah dibenci, apalagi untuk membaca Injil dan meng-Imaninya!
Jadi untuk
meng-Imani Injil tidaklah mungkin dilakukan oleh umat Mu’min !
Hal tersebut tidak
mengherankan karena “Allah Maha Tahu”,
oleh karena itu Allah sendiri dengan tegas mengatakan tentang sesuatu hal yang
akan terjadi di kemudian hari sejak awal Al
Qur-an diturunkan
kepada Rasul Muhammad, yang dijelaskan tertulis pada kalimat terakhir dalam Q.5:68.
Katakanlah:
"Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu
menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari
Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka;
maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
Allah berkata,
yaitu: . . .....…Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu
(Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah
kedurhakaan dan kekafiran kepada
kebanyakan mereka; .….. . (ket; “Durhaka beda dengan Kafir”)
Perlu kita
“ingat”, apabila manusia hanya menyimpang dari ajaran Kitab Suci maka manusia
tersebut tidak dipandang beragama, akan tetapi apabila manusia
tanpa bukti sudah berani menyangkal / mengingkari isi dari Kitab Suci pasti
manusia tersebut tanpa disadarinya telah
melakukan kedurhakaan .
Ayat di Q.5:68,
Katakanlah:
"Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu
menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari
Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka;
maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
menegaskan:…“akan
menambah kedurhakaan dan kekafiran” kepada kebanyakan mereka…..
Kenyataannya
sekarang jumlah manusia yang telah mengingkari atau menyangkal
keabsahan Taurat dan Injil lebih banyak dari pada jumlah manusia zaman dulu yang hanya menyimpang dari ajaran-ajaran
Kitab tersebut.
Dengan demikian Q.5:68
Dengan demikian Q.5:68
Katakanlah:
"Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu
menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari
Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka;
maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
sudah
menggambarkan apa yang akan terjadi kelak’ setelah Al
Quran diturunkan.
Jadi di zaman itu Q.5:68
Katakanlah:
"Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu
menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari
Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka;
maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
sudah memprediksi
kedepan tentang keadaan mereka sebagai generasi penerus yang akan membaca Al Qur-an, dimana hal tersebut bisa
dibuktikan dengan realita yang ada disaat sekarang ini.
Yaitu;Tanpa
disadarinya oleh hampir setiap pribadi pemegang Al Qur-an, dengan
tanpa adanya bukti yang sah’ ( artinya fitnah ) telah berani menyangkal “keabsahan” Kitab Injil /
Taurat (Alkitab)
yang ada sekarang ini.
Kenyataan itu disebabkan, mereka dari generasi ke generasi disaat mengkaji Al Qur-an tanpa disadari telah terjebak oleh ayat-ayat Mutasyaabihaat, walaupun sudah ada peringatan di Q.3:7.
Kenyataan itu disebabkan, mereka dari generasi ke generasi disaat mengkaji Al Qur-an tanpa disadari telah terjebak oleh ayat-ayat Mutasyaabihaat, walaupun sudah ada peringatan di Q.3:7.
Dia-lah
yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada
ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain
(ayat-ayat) mu- tasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong
kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang
mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari
ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan
orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat
yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
Hal itu membuat mereka merasa tidak perlu lagi membaca Injil.
Sehingga tanpa disadari, hal sepele itulah penyebab kesalahan yang sangat “FATAL” !
Mengapa hal itu
bisa terjadi ?
Karena sifat
manusia umumnya merasa “Akulah yang paling benar
”!, sehingga
tidak peduli akan“himbauan”.
Dimana ayat Q.5:68
Katakanlah:
"Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu
menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari
Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka;
maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
termasuk Mutasyaabihaat (samar-samar),
sehingga kebenarannya tersembunyi! Q.3:7
Dia-lah
yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada
ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain
(ayat-ayat) mu- tasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong
kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat
daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal
tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang
mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang
mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.
Oleh karena itu
apabila “himbauan tersamar” di Q.5:68
Katakanlah:
"Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu
menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari
Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka;
maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
diremehkan, maka
dikemudian hari akan berakibat buruk seperti yang sudah di jelaskan sejak awal Al Qur-an diturunkan,
yaitu bertambahnya kedurhakaan dan kekafiran, hal itu terbukti sekarang banyak yang
kafir terhadap
sabda Isa, yang tidak lain adalah:Injil Kristus.
Di zaman sekarang, sekalipun Nasrani, apabila tidak pernah membaca / mendengar ayat Injil, maka merekapun bisa terbilang mulai kafir terhadap
“Firman Allah”.
Saat ini, orang-orang Nasrani karena godaan kedunia’an, mulai banyak yangmeninggalkan
/ kafir terhadap Tuhannya (Yesus Kristus), hal itu membuat bertambahnya “kekafiran”, hal tersebut tidak perlu diherankan!
Sebab keadaan mereka yang sedemikian itu, sudah di prediksikan dengan tersamar di Q.5:68
Sebab keadaan mereka yang sedemikian itu, sudah di prediksikan dengan tersamar di Q.5:68
Katakanlah:
"Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu
menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari
Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka;
maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
pada kalimat
terakhir ;…..
akan bertambahnya kedurhakaan dan kekafiran dari kebanyakan mereka………………
Termasuk yang
manakah? mereka yang berani menyangkal keabsahan Injil bahkan tidak mau menyentuhnya.
Jadi kalau anda
sudah memahami kesimpulan diatas, sungguh jelas isi dari ayat-ayatAl Qur-an di
dalamnya sungguh sempurna bagi setiap orang yang mengkaji dengan akalnya, yang
disertai membaca Injil
Kristus.
Jika Al Qur-an dikaji
dengan benar, maka kebenaran yang
tersembunyi dari
ayat“mutasyabihat” akan nyata, bertujuan menyempurnakan pikiran para “pembaca yang berakal dan berjiwa besar” untuk intro'speksi diri.
Dimana Al Qur-an dan
Kitab-kitab terdahulu dengan pasti dibaca oleh kita yang masih hidup di alam
dunia.
Karena semua ayat Al Quran jelas
hanya penuh dengan ancaman neraka kelak bagi orang-orang kafir !
Oleh karena itu
ayat-ayat Al Qur-an apabila dibaca oleh "orang kafir”, maka orang-orang kafir masih ada kesempatan untuk intro'speksi
diri agar bertobat, supaya lebih sempurna lagi terhadap ajaran-ajaran yang
terlebih dahulu telah mereka ketahui, sehingga Al Qur-an jelas
berisi peringatan untuk mereka yang “kafir” !
Dimasa itu, ancaman tersebut jelas ditujukan untuk orang
Nasrani yang
mulai kafir terhadap
Firman Allah yang terdapat diInjil, dimana mereka yang mengaku Nasrani, mulai melupakanInjilnya untuk dibaca !
Ironisnya kalau
kita perhatikan tidak satupun ayat Al
Qur-an yang mengancam orang durhaka !
Hal itu tidak
perlu diherankan, sebab “Allah Maha Tahu” bahwa orang-orang
durhaka semasa hidupnya sangat sulit bertobat dari kedurhakaannya,
hal tersebut secara tersamar Al Qur-an sudah menggambarkan bahwa orang durhaka yang
semasa hidupnya tetap berkeras hati, kelak tergolong orang yang merugi.
Maka Q.38:62
Dan
(orang-orang durhaka) berkata: "Mengapa kami tidak melihat orang-orang
yang dahulu (di dunia) kami anggap sebagai orang-orang yang jahat (hina).
& Q.11:119
Kecuali
orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan
mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan
memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.
menegaskan; hanya orang
durhaka yang ada dineraka, bukannya orang kafir !
Jadi Q.19:71
Dan
tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi
Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
bisa disimpulkan
dengan jelas, bahwa yang mendatangi
neraka itu orang-orang durhaka saja !
Oleh karena itu Q.19:71
Dan
tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi
Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
dikalimat terakhir
ditegaskan dengan;….. suatu kemestian yang
sudah ditetapkan.
Sekali lagi”, jika
anda sudah memahami kesimpulan diatas, akan menyimpulkan; bahwa Kitab Al Qur-an bersifat universal (umum), maka sejak awal pertama boleh
dibaca oleh umat manusia apapun keyakinannya.
Oleh karena itu Al Qur-an hanyalah
pelajaran dan berisi penerangan bagi pembaca. (Q.36:69)
Dan
Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah
layak baginya. Al Quraan itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang
memberi penerangan.
Akan tetapi
apabila bagi orang yang asal membaca saja, maka kelak akan menjadi orang-orang
yang merugi !
Jadi semua Kitab
tidak dapat dipersalahkan, hanya manusia saja yang tidak menyadari bahwa sejak
awal “Adam
Hawa jatuh dalam dosa karena syaitan”, seterusnya syaitan akan menipu manusia agar lebih berdosa.
Oleh sebab itu kita harus introspeksi diri, apakah kelak menjadi “orang beruntung atau orang yang merugi” !
Oleh sebab itu kita harus introspeksi diri, apakah kelak menjadi “orang beruntung atau orang yang merugi” !
Jadi begitu
pentingnya kita mengkaji ayat-ayat Al Qur-an, dimana segala sesuatu materi yang dikaji
akan mendapatkan hasil yang teliti dan terperinci dari materi yang telah
selesai dikaji.
Jadi yang namanya mengkaji pasti ada laporan, hasilnya : baik atau buruk.
Setiap kwalitas
hasil dari pengkajian, tergantung dari akal / pikiran orang yang bersangkutan,
dan keberadaan dari kelengkapan materi pendukung serta Ilmu yang
berhubungan dengan materi yang dikaji.
Hal itu sangat
penting guna mendukung kelancaran dan ketepatan pada saat pengkajian dilakukan.
Begitu pula bagi
kita, agar lebih mudah dalam mengkaji ayat-ayat Al Qur-an secara
pribadi, kita harus mempunyai bekal ilmu
pengetahuan (sejarah)
yang lengkap, serta Kitab-kitab yang berhubungan.
Apabila kita tidak
mempunyai bekal Ilmu
pengetahuan, maka akan sulit sekali bahkan tidak akan
mengerti misteri Allah yang ada didalam Al
Qur-an itu
sendiri.
Yang dimaksud Ilmu pengetahuan disini,
tidak lain adalah membaca Kitab terdahulu yaitu Taurat dan Injil.
Jadi jelas begitu
pentingnya Kitab Taurat dan Injil untuk di baca, sebagai penambah Ilmu
pengetahuan.
Sebab Kitab Injil
dan Taurat berisi pengetahuan tentang sejarah kisah semua Nabi-nabi secara
rinci’.
Oleh karena kita,
bahkan hampir semua orang Mu,min mengatakan Al Qur-an inti sari dari Taurat dan Injil.
Pendapat itulah yang membuat hapir semua orang Mu’min merasa tidak perlu
lagi membaca Taurat dan Injil!
Sedangkan mengkaji Al Quran tanpa membaca Kitab
Taurat dan Injil maka dapat dipastikan tidak akan mendapatkan pemahaman yang
hakiki, sehingga dapat menimbulkan prasangka yang tidak mendasar.
Tetapi kenyataannya saat ini telah banyak
orang yang ragu akan “keabsahan” Al Kitab, yaitu Taurat dan Injil sehingga hampir semua orang Mu’min dapat dipastikan
menolak membacanya.
Oleh sebab itu kalau kita berpendapat Injil yang ada sekarang
sudah tidak asli (katanya’ ajarannya sudah diselewengkan), sehingga kita tidak
mau membacanya, hal itu sangat memprihatinkan sebab tidak masuk akal.
Pendapat itulah
yang harus kita tanyakan pada diri kita sendiri; Apakah saya sudah melihat yang“aslinya”?
Hal itu tidak
perlu diherankan, karena Allah Maha Tahu keadaan itu sudah tergambar di dalam Al Qur-an ,
yaitu Q.22:3 >:
Di
antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu
pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang jahat,
Bahwa manusia
pasti akan membantah tentang Allah tanpa Ilmu
pengetahuan, sehingga mengikuti bisikan
syaitan yang jahat.(ayat ini merupakan “peringatan”, pengertiannya
harus dicerna dengan “akal”).
Jadi Q.22:3
Di
antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu
pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang jahat,
tersirat bahwa
begitu pentingnya membaca Injil yang merupakan Ilmu pengetahuan, supaya manusia punya pegangan dalam pendapat pribadinya, sehingga tidak
mudah terpengaruh dari bisikan-bisikan syaitan yang jahat. ( bisikan-bisakan
yang jahat (fitnah), bisa melalui manusia yang ada penyakit dalam hatinya )
“Perhatikan”!
Sangat penting
dipahami penjabaran dibawah ini;
Dimana Nabi Isa
dalam Al
Qur-an dikisahkan
dengan tegas sebagai Nabi pembawa Injil.
Sedangkan Injil sudah ada 500 tahun sebelum Al
Qur-an, yang mana Injil adalah
sabda dari “Yesus Kristus”.
Oleh karena dalam
sejarah kehidupan manusia di dunia, tidak ada satupun manusia yang pernah
hidup dan meninggalkan dunia, nama aslinya telah berubah !
Begitu pula tidak
ada satu ayatpun dalam Al Qur-an yang menyatakan dengan tegas bahwa nama Nabi Isa adalah nama dari Yesus
Kristus di Injil !
Jadi sungguh
jelas, bahwa nama Nabi Isa dalamAl Qur-an adalah nama
samaran dari Yesus Kristus !
Oleh karena nama “Isa” adalah samaran, sehingga kisah semua tentang Nabi “Isa”
tidak jelas / samar-samar.
Oleh karena itulah
ayat-ayat Al Qur-an yang mengisahkan tentang Nabi Isa, ditegaskan tergolong ayat “Mutasyaabihaat”!
Hal itu’lah yang
mengharuskan para pembaca Al Qur-an mengkaji dengan teliti, sebab kisah tentang
Nabi Isa digambarkan hanya sebagai sosok manusia biasa saja yang tidak bercela.
Dimana kisah asal
usul Nabi Isa dalam Al Qur-an mengacu pada sosok ibuNya,
dengan kalimat; Al Masih ’Isa Putra
Maryam !
Oleh karena nama Isa dalam Al Qur-an sosok manusia biasa saja, maka tidak bisa disalahkan kalau hampir semua orang para pembaca Al Qur-an memandang Nabi Isa hanya dari sudut duniawi, sebatas manusia saja.
Ironisnya kalau orang menuduh Maryam melahirkan Isa karena hasil hubungan badan (seperti layaknya manusia ), maka orang yang telah menuduh dianggap dusta, sehingga tergolong kafir terhadap Isa. (Q.4:156)
an karena kekafiran mereka (terhadap
'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),
Oleh karena itu, siapa Nabi Isa itu yang sesungguhnya ?
Dan kalau nabi Isa manusia biasa, mengapa tidak ada satu ayatpun yang jelaskan dengan tegas siapa Bapaknya?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut sesungguhnya supaya kita
pembaca berpikir, disinilah menunjukan bahwa hanya orang berakal yang dapat
mengambil pelajaran dari ayat “Mutasyabihat”.
Sedangkan Injil adalah hasil catatan yang dikumpulkan dari
perkataan Yesus Kristus sendiri, dimana Yesus mengatakan di ayat Injil Yahya 6 :39
Dan inilah kehendak Dia yang telah
mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan
ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
yaitu; Tetapi inilah kehendak Bapak yang menyuruh Aku :
Supaya dari pada segala sesuatu yang dikaruniakannya kepadaku, tiada Aku hilangkan
barang apapun, melainkan Aku akan menghidupkan dia pada hari kiamat. (sumber text Injil cetakan 1971)
Kalau dilihat dari pengakuan Yesus di
ayat tersebut, jadi jelas siapa Yesus
Kristus sebenarnya !
Oleh karena pengakuanNya maka jelas bahwa “Dia” Illahin Naas, hal ini’lah yang kebanyakan orang tidak
mengetahuinya, karena tidak pernah membaca Injil
Kristus !
Akan tetapi kenyataannya, kita dan para pembaca Al
–Qur-an terpaku begitu saja dengan penjelasan yang ada di ayat Q.19:17;
Maka ia mengadakan tabir (yang
melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia
menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
bahwa Isa terjadi dari Roh Allah, sehingga tidak terpikir apa tujuan dari kejadian itu ?
Dari hal itu semua jelas, bahwa kisah kehidupan Yesus Kristus yang tertulis di dalam Kitab Injil, kemudian ditegaskan dalam Al
Qur-an dengan gambaran bahwa Nabi Isa hanya sosok seorang Nabi
pembawa Injil.
Maka dengan demikian tokoh Yesus Kristus di Injil diceritakan
lagi di Al Qur-an sudah disamarkan dengan Isa.
Sehingga kisah Yesus Kristus di Al
Qur-an tertulis bukan dengan sebenarnya, maka kisah Nabi Isa
menjadi samar-samar juga, artinya dengan pasti alur kisahNya tidak sama terperinci seperti di dalam Injil.
Itulah sebabnya ayat tentang kisah Nabi Isa tergolong
ayat “Mutasyabihat”
Oleh sebab itu, Allah melalui FirmanNYA di Q.3:7
Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al
Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah
pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mu- tasyaabihaat. Adapun
orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti
sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah
untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya
melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami
beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan
kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan
orang-orang yang berakal.
memperingati pembaca; bahwa ayat samar-samar disebut "Mutasyabihat", bisa untuk menimbulkan fitnah dari pembaca. ( Terjemahan Al Qur-an Dept Agama RI cetakan 1984 )
Dengan kenyataan itu, bahwa kisah Yesus Kristus dalam Al
Qur-an bukan diceritakan yang sebenarnya, walaupun demikian
hal itu bukannya berarti kisah Isa di Al Qur-an untuk
memfitnah Yesus Kristus di Injil !
Akan tetapi oleh karena ; “Allah Maha Tahu”, bahwa Nama Yesus Kristus telah dibenci tanpa ada sebabnya.
Akan tetapi oleh karena ; “Allah Maha Tahu”, bahwa Nama Yesus Kristus telah dibenci tanpa ada sebabnya.
Walaupun NamaNya hanya terdapat di Injil, tetapi kenyataannya sejak zaman dahulu sampai kini Nama tersebut
dibenci oleh orang yang tidak memiliki Injil bahkan menyentuhnya pun tidak pernah.
Begitu pula dimana Injil telah tersebar dan nama Yesus tersiar di jazira Arab sebelum Al Qur-an diturunkan, kebencian
tersebut tetap berlanjut hingga saat ini.
Jadi di zaman itu sejak
awal Al
Qur-an diturunkan di jazira Arab, merupakan sebuah
Kitab pelajaran yang memberikan penerangan(Q.36:69),
Segolongan dari Ahli Kitab ingin
menyesatkan kamu, padahal mereka (sebenarnya) tidak menyesatkan melainkan
dirinya sendiri, dan mereka tidak menyadarinya.
supaya semua orang mengenal Yesus Kristus (
juru selamat manusia) tidak secara
langsung, melainkan penyampaiannya secara bertahap
dengan disamarkan memakai nama Isa, yang diterangkan sebagai Nabi pembawa Injil, hal
itu untuk menghindari rasa anti pati dari pembacanya.
Oleh karena itulah tidak akan mungkin nama tokoh yang
ada dalam Injil ditulis dengan nama asliNya yaitu Yesus Kristus, sebab nama tersebut
mengandung Kharisma keIllahian yang dibenci oleh roh dajal !
Disinilah harus kita ketahui dan
benar-benar dipahami; Dimana Kitab suci berhubungan erat dengan Tuhan, yang tidak lain adalah keIllahian.
Tuhan adalah Roh, dan dalam alam roh /
ghaib begitu pentingnya bunyi / sebutan
dari sebuah nama.
Oleh karena dalam hal keyakinan apapun, sebutan dari
sebuah “Nama” sangat penting tidak boleh keliru!
Hal ini perlu dipahami; Tidak’lah mungkin seseorang
berdo’a salah menyebut nama sosok yang diyakini.
Maka, tidak mengherankan, jika setiap orang yang tidak
hati-hati membaca kisah Nabi Isa dalam Al Qur-an, bisa dipastikan orang
tersebut akan memfitnah Kodrat keIllahian yang ada di dalam nama asli “Yesus
Kristus” yang
diberikan langsung oleh Allah sendiri ! ( Injil Lukas 1 : 26 – 31 )
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh
malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada
seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga
Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia
berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah
arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria,
sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan
mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau
menamai Dia Yesus.
Karena Nabi Isa hanya dijelaskan pembawa Injil, jadi Al
Qur-an bukan berisi sabda dari Nabi Isa itu sendiri!.
Maka untuk mengetahui lebih jelas apa yang pernah
disabdakan oleh Nabi Isa langsung, maka baca’lah Injil !
Jadi jelas, kalau pembaca Al Qur-an sudah
membaca Kitab Injil , maka akan bisa memahami arti dari sebuah “Nama”, sehingga
pendapat para pembaca; tidak akan mungkin
menyamakan Nabi Isa dengan Yesus Kristus.
Sebab nama “Isa” bukan dari sudut pandang sosok sifat
keilahian yang ada pada Yesus Kristus seperti di Injil, jadi nama Nabi Isa hanya gambaran dari sudut
pandang kemanusian biasa dari Yesus
Kristus.
Jadi tidak akan mungkin ada ayat Al Qur-an yang
menyatakan dengan tegas bahwa Isa disalib, bahkan akan datang kedunia
membangkitkan orang mati di hari kiamat, karena yang berhak atas
semua itu didalam nama Yesus Kristus.
Karena dasar dari hal itu tidak dipahami oleh hampir
semua pembaca Al
Qur-an, jadi tidak akan mungkin mendapatkan
adanya titik temu tentang kisah penyaliban Yesus
Kristus di Injildengan cerita tentang penyaliban Nabi Isa
yang ada di Al Qur-an.
Karena keyakinan Yesus
Kristus disalib
suatu yang sakral dalam Iman kaum Nasrani yang kisahNya tertulis di Injil.
Setelah 500 tahun kemudian, karena Al Qur-an
memakai gambaran Yesus Kristus dengan nama Nabi Isa, karena hal itu’lah maka Al Quran tidak
mungkin menyatakan Nabi Isa disalib sesuai dengan Injil.
Akan tetapi Al
Quran dengan
benar menceritakan keadaan pendapat orang-orang
kafir yang
dengki terhadap Yesus Kristus di zaman itu.
Kesimpulannya, Al Quran mengisahkan
pendapat tentang penyaliban Yesus, yang dikenal dengan nama nabi Isa, dimana ceritanya sesuai dengan
keadaan di zaman itu.
Sebab keadaan orang-orang di zaman itu, ada
yang yakin dan ada yang tidak yakin tentang kisah penyaliban tersebut, sehingga dalam Al Quran orang yang tidak yakin terbilang kafir terhadap Isa (gambaran Yesus)
Coba kita teliti kembali ayat tentang
penyaliban Nabi Isa di:
Q.4 :156-157.
Dan karena kekafiran mereka (terhadap
'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan
karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa
putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
(pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan
dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah 'Isa.
.Untuk lebih jelas hubungi
alamat di bawah ini :
Al Qur-an surat 4.AN NISAA’ ayat 156 :
Dan karena kekafiran mereka (terhadap
'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),
> (tanda koma adalah
indikasi hubungan dengan ayat selanjutnya, diawali huruf kecil )
Ket:
1 - Jelas kalau kita
perhatikan di ayat tersebut bahwa “mereka” adalah orang yang kafir terhadap Isa !
2 - Jadi siapa yang ter bilang kafir terhadap Isa ? Yang pasti bukan kaum Nasrani maupun Muslim !
3 - Coba kita lanjutkan ayat berikutnya dengan indikasi
di ayat 157, bahwa
“mereka” (orang kafir) !
Al Quran surat 4.AN NISAA’ ayat 157 :
dan karena ucapan mereka :
"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul
Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa,
benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah 'Isa.
Ket :Kalau kita meyakini Al Qur-an Wahyu
/ perkataan Allah disampaikan oleh Jibril , maka
jelas isi dari Q.4:157 adalah bukan pendapat Allah yang mengatakan “di serupa kan dengan ‘Isa”, melainkan jelas pendapat tersebut sumbernya dari ucapan mereka orang-orang
yang kafir terhadap Isa ( gambaran Yesus) di zaman itu !
Karena Allah Maha Tahu maka di zaman itu diturunkan ayat tersebut untuk menjabarkan keadaan ucapan yang
keluar dari mulut orang kafir yang mempunyai penyakit dalam hatinya.
jadi sejak saat itu makna ayat tersebut merupakan suatu
peringatan kepada semua orang didunia, agar waspada jangan terpengaruh tipu
muslihat orang yang kafir terhadap Isa(gambaran Yesus)
Jadi jelas kalau kita perhatikan Q.4 156
Dan karena kekafiran mereka (terhadap
'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),
walaupun isinya singkat tetapi diakhiri dengan tanda
koma, yang berarti masih berhubungan erat dengan ayat berikutnya, dimana ayat
berikutnya diawali kata-kata pembuka : dan
“karena ucapan mereka”, hal ini ber tujuan agar pembaca lebih mudah dan jelas membedakan bahwa isi ayat
157,
dan karena ucapan mereka :
"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul
Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi
mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan)
'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah 'Isa.
Jibril menyampaikan “ ucapan mereka yang kafir ”, intinya : diserupakan
dengan Isa “ bagi mereka !”
Dengan demikian jelas kata-kata “bagi mereka”menunjukan cerita tersebut tidak bisa dipertanggung
jawabkan kebenarannya, karena sumbernya dari
mereka yang kafir terhadap Yesus Kristus dizaman itu , dan mereka bukan saksi hidup, sebab disaat Al Qur-an diturunkan
peristiwa penyaliban sudah 500 tahun berlalu.
Dimana mereka adalah keturunan dari orang-orang Yahudi
yang leluhurnya tidak mau mengakui Yesus berasal dari Allah (Roh Allah menjelma jadi
manusia, tergambar di Q.19:17).
Maka ia mengadakan tabir (yang
melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia
menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
Oleh karena dari awal leluhur mereka tidak mau mengakui
asalnya Yesus, akan tetapi kenyataannya Yesus membuktikan diriNya kembali ke Surga setelah bangkit dari kuburNya(tergambar di Q.19:33),
Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan
kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku
dibangkitkan hidup kembali".
dengan demikian leluhur merekamengarang cerita bahwa "Yesus tidak disalib tetapi di serupai" (tergambar di Q.4:156-157).
Dan karena kekafiran mereka (terhadap
'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan
karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa
putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
(pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan
dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah 'Isa.
Cerita tersebut untuk membantah kebangkitan Yesus dari
kuburNya, hal itu jelas dimana Yesus wafat sebagai anak manusia di
kayu salib, maka disaat ini setiap orang yang percaya terhadap cerita bohong
tersebut, berarti orang tersebut termakan tipu muslihat orang kafir, akibatnya mereka beranggapan seperti
mereka di zaman itu,
katanya Yesus Kristus tidak bangkit.
Sebab kalau kita lihat sejarah dalam Injil, maka dari makna ayatQ.4:156-157
Dan karena kekafiran mereka (terhadap
'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan
karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa
putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
(pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan
dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah 'Isa.
bisa terjawab akan tipu muslihat orang kafir yang
bertujuan supaya orang - orang di zaman
itu terpengaruh
agar menyangkal Kebangkitan Yesus
Kristus dari
kuburNya.
Sehingga orang-orang di zaman itu yang
terpengaruh mereka
berpendapat: bagaimana mungkin ada kebangkitan sedangkan disalib saja
tidak pernah !
Oleh karena ayat selanjutnya Q.4:158
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah
mengangkat 'Isa kepada- Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
hanya memberikan penegasan secara ringkas, bahwa
Nabi Isa diangkat Allah saja (isi yang hakiki dariQ.4:158
: "bukan diangkat
untuk diselamatkan agar terhindar dari penyalib'an")..
Jadi karena ringkasnya isi dari ayat selanjutnya
(Q.4:158),
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah
mengangkat 'Isa kepada- Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
maka banyak para penafsir yang tidak mau membaca Injil Kristus berpendapat
bahwa nabi Isa dihindari dari penyaliban, berarti orang tersebut tanpa sadar
mendukung "ucapan orang-orang yang kafir
terhadap Yesus" di
zaman itu, seperti di Q.4:157.
dan karena ucapan mereka :
"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul
Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi
mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan)
'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah 'Isa.
Yaitu bermaksud membantah kebangkitan Yesus Kristus..
Hal tersebut tidak mengherankan sebab sekarang ini
keadaan dari pendapat orang-orang tersebut sudah diprediksikan sejak Al
Quran diturunkan dizaman itu, terdapat dalam Firman Allah
diQ.22:3,
Di antara manusia ada orang yang
membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap
syaitan yang jahat,
Jadi jelas keadaan sekarang bahwa pendapat mereka akibat
tanpa membaca Kitab terdahulu yang merupakan Ilmu
Pengetahuan sejarah,
dan yang lebih penting dalam ayat diQ.22:3
Di antara manusia ada orang yang
membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap
syaitan yang jahat,
pada kalimat terakhir, tergambar bahwa sekarang ini
mereka tanpa sadar di halangi ghaib, sehinggah
terpengaruh kekuatan ghaib jahat yaitu "roh dajal /syaitan"..
Oleh karena itu "Akal" yang dapat menerima
kenyataan, sebab
segala sesuatu yang dipengaruhi ghaib tidak dapat diterima akal manusia.
Kami mau ingatkan bahwa hal itu sudah ditegaskan (di Q.22:8)
Dan di antara manusia ada orang-orang
yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa
kitab (wahyu) yang bercahaya,
dengan
tersamar agar orang harus membaca Injil, sebab sangat beralasan dengan
ditegaskannya di Q5:46
Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan
'Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami
telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan
cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab
Taurat. Dan menjadi petunjuk serta
pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.
bahwa Kitab Injil di dalamnya ada petunjuk dan cahaya..
Jadi perlu kita ketahui, dimana kisah di Injil, dari mulai Yesus Kristus disalib
sampai kebangkitanNya dari kubur kemudian terangkat naik ke Surga, kisah tersebut cukup rinci sehingga panjang sekali. .
Maka dapat disimpulkan karena Allah Maha Tahu bahwa
di tempat asalnya jazirah Arab dimana Kitab-kitab Allah diturunkan orang-orang di zaman itu sudah
banyak yang membaca Injil, sehingga karena Allah Maha Tahu maka Al
Qur-an dalam
ayat-ayatnya diturunkan cukup dengan ringkas dan
tegas, agar
semua orang yang membaca Al Qur-an hanya tinggal mencerna saja dengan akalnya supaya
tidak terpengaruh dari tipu muslihat orang-orang
yang kafir terhadap Yesus di zaman itu.
"Penjelasan" : Dimana kebangkitanNya merupakan
pembuktian diriNya, agar semua orang
akan sadar "Siapa Dia sesungguhNya!" .
Hal tersebut sudah dikatakanNya saat Dia hidup di dunia sebagai anak manusia,
terdapat di Injil Yahya.14:11,
Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam
Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena
pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
dimana makna dari ayat Injil Yahya.14:11 tersebut menyimpulkan bahwa diwaktuYesus masih dialam dunia, segala mu'jizat besar yang dilakukanNya supaya
orang-orang berfikir akan perbuatan itu, sehingga setiap orang menjadi ingin
tahu" Siapa DiasesungguhNya ?", dan segala mu’jizat tersebut tidak pernah
dilakukan oleh siapapun manusia yang pernah hidup di dunia ini, penjelasan hal
tersebut tergambar dengan tersamar di Q.3:49.
Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil
(yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu
dengan membawa sesuatu tanda (mu'jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk
kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi
seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak
dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati
dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang
kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda
(kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.
Dimana mu’jizat di ayat tersebut dijelaskan seizin Allah, hal itu supaya pembaca berpikir akan tanda-tanda mu’jizat yang dilakukanNya, mengapa tidak ada nabi siapapun dalam
Kitab Suci yang diizinkan Allah untuk melakukan mu’jizat besar tersebut ?
Jadi siapa “Dia”
itu ?
Oleh karena Q.4:157
Dan karena ucapan mereka :
"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul
Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa,
benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah 'Isa.
kisah tentang Nabi Isa, maka jelas ayat tersebut termasuk
samar-samar “Mutasyabihat”,
jadi kalu kita tidak hati-hati mengkajinya maka kita akan mengikuti “ucapan mereka yang kafir” itu .
Sedangkan di Q.19:33-34.
Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan
kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku
dibangkitkan hidup kembali".Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan
perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.
di ayat ini hanya
menggambarkan pengakuan Isa dibangkitkan kembali, dan ayat 34 menjelaskan
orang akan berbantah-bantahan tentang kebenarannya, ayat 34 ini
gambaran Injil Lukas.2:34.
Lalu Simeon memberkati mereka dan
berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan
untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi
suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
Jadi gambaran dari ayat-ayat tersebut, apakah kita mau
percaya nara sumbernya yaitu tergambar Q.19:34?,
Itulah Isa putera Maryam, yang
mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang
kebenarannya.
dan apakah kita mau percaya “karena ucapan mereka yang kafir” yang
tergambar di Q.4:157 ?
Dan karena ucapan mereka :
"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul
Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi
mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan)
'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah 'Isa.
Itu’lah ayat-ayat yang merupakan
petunjuk yang
kita dapatkan dalam Al Qur-an, sekali lagi diingatkan bahwa kita diberi kebebasan untuk memilih petunjuk
yang ada dalam ayat-ayat Al Qur-an tanpa paksaan.
Oleh karena itu kalau kita tidak memahami isi dari Q.4:157
Dan karena ucapan mereka :
"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul
Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi
mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan)
'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah 'Isa.
kemudian melihat isi dari Q.19:33-34,
Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan
kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku
dibangkitkan hidup kembali".Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan
perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya
dimana ayat tersebut termasuk “Mutasyabihat”, maka kita akan bingung sendiri,
bahkan tanpa disadari akan timbul argument dengan berbagai macam alasannya
untuk memaksakan pembenaran ayat“Mutasyabihat” tanpa terlebih dahulu menganalisa
dengan lebih dalam lagi.
Jadi kalau kita sudah mengerti duduk persoalannya, maka
bisa disimpulkan di zaman itu maksud Al Qur-an diturunkan untuk : menegakan
kembali kisah di Injil bahwa Yesus berasal dari Allah (tergambar Q.19:17),
maka ia mengadakan tabir (yang
melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia
menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
Yesus mati dan bangkit
(tergambar diQ.19:33).
Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan
kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku
dibangkitkan hidup kembali".
Maka Al Qur-an diturunkan di zaman itu memberikan
penerangan secara tersamar kepada semua pembaca, bahwa orang-orang yang kafir terhadap Yesus di zaman itu berusaha membantah akan kebenaran kisah sejarah kedatangan dan kebangkitanYesus Kristus yang
tertulis di Injil.
Hal itu
tergambar di Q.4:156-157,
Dan karena kekafiran mereka (terhadap 'Isa) dan tuduhan
mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka
: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul
Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi
mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan)
'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah 'Isa.
dimana
ayat tersebut membongkar tipu muslihat orang-orang kafir dengan menjabarkan
cerita yang dikarang bagi mereka.
Karena “Allah Maha Tahu”, jadi tidak
diherankan kalau ayat tersebut tergolong “Mutasyabihat” sehingga dapat
menimbulkan fitnah, kenyataannya hampir semua orang Mumin tanpa
pernah membaca Injil, mengatakan “Yesus tidak disalib !”
Sehingga Q.4:157
dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah
membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak
membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah)
orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang
berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan
tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang
dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin
bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.
suatu dilemma dari generasi kegenerasi, terutama
kebanyakan yaitu mereka para pendengar.
Jadi jelas sekali, kalau pembaca Al Qur-an tidak pernah membaca Injil Kristus,
sampai kapanpun apabila mengkaji ayat tentang Isa, maka akan mendapatkan pertentangan antara satu ayat dengan ayat yang lainnya.
Dimana Injil adalah catatan sejarah kehidupan Yesus Kristussebagai manusia sampai diakhir hidupNya mengalami penyaliban, maka “Dia” mati sebagai anak manusia dan pada hari
ke tiga bangkit kembali dari antara orang mati.
Jadi setelah 500 tahun Injil tersebar di jazira Arab, di zaman ituAl Qur-an diturunkan
mengisahkan keadaan nyata sebagian orang-orang ada yang percaya dan ada pula
yang ragu-ragu tentang penyaliban Yesus
Kristus, hal itu akibat pengaruh berita bohong (Injil Matius 28: 1-15),
Setelah hari Sabat lewat,
menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria
Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. Maka terjadilah gempa bumi
yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu
itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan
pakaiannya putih bagaikan salju. Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan
menjadi seperti orang-orang mati. Akan tetapi malaikat itu berkata kepada
perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari
Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama
seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. Dan
segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit
dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan
melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu." Mereka segera
pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari
cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. Tiba-tiba
Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta
menyembah-Nya. Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan
katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di
sanalah mereka akan melihat Aku." Ketika mereka di tengah jalan, datanglah
beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi
itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka
mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu
itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang
malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini
kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu
tidak beroleh kesulitan apa-apa." Mereka menerima uang itu dan berbuat
seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang
Yahudi sampai sekarang ini.
oleh “karena ucapan mereka”itu, sehingga telah menimbulkan prasangka
belaka diantara mereka, yaitu orang-orang yang kafir terhadap Yesus Kristus !
Dimana berita bohong tersebut tercipta atas prakasa imam
–imam kepala orang Yahudi saat itu, yang tidak bisa menerima kenyataan setelah
mendengar dari prajurit bahwa “Yesus
Kristus bangkit dari kuburNya”, sehingga mereka berunding dan melakukan KKN dengan saksi hidup yaitu
para prajurit penjaga kubur, dengan memberikan sejumlah uang perak, agar
mengatakan kepada semua orang :
,,Katakanlah oleh mu: ,murid-muridNya datang pada malam, tengah kamu tidur, serta
mencuri “Dia”.
Maka masyurlah perkataan ini diantara orang Yahudi hingga
sekarang ini. (kesimpulan
kisah tersebut dari Text Injil 1971)
Oleh karena itu tidak mengherankan, hingga saat ini di
seluruh dunia masih akan timbul berbagai
macam usaha yang bertujuan untuk membantah akan kebenaran sejarah kebangkitan Yesus Kristus dari
kuburNya.
Jadi dengan tegas sejak dulu surat Q.4:157
dan karena ucapan mereka :
"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul
Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa,
benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah 'Isa.
sudah menjabarkan usaha mereka
yang kafir terhadap Yesus, agar kita waspada.
Jika dianalisa dengan teliti berdasarkan sejarah, maka cerita yang ada di ayat tersebut tidak bertentangan dengan Injil, sebab tidak mungkin Al Qur-an mengisahkan Isa disalib, karena kebenaran sejarah yang disalib adalah nama Yesus Kristus, yang pristiwanya 500 tahun sebelum Al Qur-an diturunkan !
Jadi siapapun yang pengkaji Al Qur-an, lalu
mengatakan Q.4.157
dan karena ucapan mereka :
"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul
Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa,
benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah 'Isa.
bertentangan dengan Injil, berarti
mereka langsung menelan mentah-mentah arti tulisan di Q.4:157,
dan karena ucapan mereka :
"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul
Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa,
benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah 'Isa.
tanpa dianalisa dengan lebih dalam dan lebih teliti, serta tanpa ilmu pengetahuan sejarah terdahulu.
Begitu pula kalau orang Nasrani membaca Al Qur-an dan mengatakan ayat di Q.4:157
dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah
membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak
membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah)
orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang
berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan
tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang
dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin
bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.
bertentangan
dengan Injil, berarti orang tersebut belum benar-benar memahami Injilnya terutamaInjil Matius pasal 28 .
Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada
hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok
kubur itu. Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan
turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di
atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Dan
penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang
mati. Akan tetapi malaikat itu
berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku
tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia
telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia
berbaring. Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia
telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana
kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu."
Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar
dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. Tiba-tiba
Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta
menyembah-Nya. Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan
katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di
sanalah mereka akan melihat Aku." Ketika mereka di tengah jalan, datanglah
beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi
itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka
mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu
itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang
malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini
kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu
tidak beroleh kesulitan apa-apa." Mereka menerima uang itu dan berbuat
seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang
Yahudi sampai sekarang ini.
Sebab justru Q.4:157
dan karena ucapan mereka :
"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul
Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa,
benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah 'Isa.
menceritakan situasi di
zaman itu, dimana berita bohong disebarkan oleh mereka yang kafir terhadap Yesus akibat dari perbuatan dusta Mahkama Agung
dulu, yang
dilakukan 500 tahun yang lalu terhitung dari saat ayat Q.4:157diturunkan.
Disinilah kedua belah pihak pada umumnya baik orang Nasranimaupun orang Mumin tidak memahami hal tersebut.
Jadi kalau semua orang termasuk Nasrani dan terutama Muslim
memahami hal tersebut, dengan demikian tidak ada lagi orang yang berdebat
karena terpancing ulah orang kafir dan tidak pula ada yang tertipu olehnya !
Q.4:156 & 157
Dan karena kekafiran mereka (terhadap
'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan
karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa
putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
(pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan
dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah 'Isa.
menggambarkan situasi yang memprihatinkan, dimana
banyaknya korban pembohongan di zaman itu, sehingga jelas di zaman itu begitu rapuhnya keyakinan manusia akan
kebenaran Injil,
di sekitar wilayah dimana Al Quran diturunkan.
Oleh karena itu Al Qur-an diturunkan untuk menegakkan kembali kebenaran sejarah terdahulu,
dengan memberikan penerangan apa adanya, tentang ucapan orang-orang yang
terpengaruh kebohongan, jadi Allah menurunkan Q.4:157,
dan karena ucapan mereka :
"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul
Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi
mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan)
'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah 'Isa.
bersifat
netral terserah
kepada masing-masing pribadi manusia memilih dengan akalnya, mau percaya yang mana ?
Kami ingatkan beberapa penegasan yang terdapat di Q.4:156
& 157, yaitu :
Dan karena kekafiran mereka (terhadap
'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan
karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa
putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
(pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan
dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah 'Isa.
1- Al Qur-an di Q.4:157 menegaskan
kembali keadaan di zaman itu dimana mereka dalam keragu-raguan !
-2- Al Qur-an di Q.4:157 membuktikan “karena ucapan mereka”sehingga ceritanyapun hanya bagi mereka !
-3- Al Qur-an di Q.4:156, menegaskan bahwa “mereka” di
zaman itu adalah orang yang kafir terhadap Yesus!
-4- jadi Q.4:156 merupakan kunci pegangan bagi pembaca untuk mengingatkan, akan sumber
cerita tersebut !
Oleh karena kisah di dalam Injil sumber
pencetus awal kebohongan dilakukan oleh penguasa besar Mahkamah Agung di zaman itu, sehingga ayat Al Qur-an dengan makna isi cerita yang
ada di Q.4:156
Dan karena kekafiran mereka (terhadap
'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),
yang mengandung sebuah Isarat akan sumbernya saja sudah dibantah mereka, sehingga dalam ayat tersebut tersirat kalimat yaitu: ....... "dengan kedustaan besar".
Jadi perlu diperhatikan !
Bahwa Q.4:157
dan karena ucapan mereka :
"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul
Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa,
benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah 'Isa.
bukan kisah penyaliban Yesus Kristus, sebab sebuah kisah pasti bersumber dari
saksi hidup.
Sehingga Q.4:157
dan karena ucapan mereka :
"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul
Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi
mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan)
'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah 'Isa.
diturunkan di
zaman itu, makna dari isinya hanya cerita dari “ucapan mereka yang kafir !”
Pada saat itu ayat tersebut diturunkan, jelas belum ada pengikut Rasul Muhammad (agama Islam).
Sebab ayat tersebut pertama-tama yang menerima hanya
Rasul Muhammad dan isinya seperti itu adanya.
Karena Allah Maha Tahu akan kedengkian hati setiap orang, dan
karena Allah Maha Pengasih terhadap umat manusia, sehingga di zaman itu begitu
pentingnya Allah menurunkan Q.4: 156 – 157
Dan karena kekafiran mereka (terhadap
'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan
karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa
putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
(pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan
dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah 'Isa.
kepada Rasul Muhammad dengan maksud supaya para pengikut Rasul harus membaca ayat tersebut, sebagai pelajaran danperingatan:
agar para pengikut Rasul Muhammad waspada, jangan sampai tertipu oleh “ucapan
mereka yang orang kafir”, terhadap Yesus.
“PERHATIAN”
Jika Q.4:157
dan karena ucapan mereka :
"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul
Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa,
benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah 'Isa.
tidak dipahami, maka selamanya timbul “perbedaan pandangan yang tidak akan berkesudahan!”
Q.4:156 & 157
Dan karena kekafiran mereka (terhadap
'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan
karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa
putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
(pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan
dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah 'Isa.
merupakan kebebasan manusia yang diberikan Allah untuk
memilih pemahaman pribadi. Hal itu sudah tersirat di Q.42 : 8
Dan kalau Allah menghendaki niscaya
Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang
yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada
bagi mereka seorang pelindungpun dan tidak pula seorang penolong.
Mulai zaman itu Q.4 : 157
dan karena ucapan mereka :
"Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul
Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa,
benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah 'Isa.
bermakna
sebuah “informasi penting yang tersamar”, sehingga terabaikan.
Jadi
sebenarnya sejak Al Qur-an diturunkan di zaman itu, bahwaQ.4 :156 &
157
Dan karena kekafiran mereka (terhadap 'Isa) dan tuduhan
mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka
: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul
Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,
tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi
mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan)
'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah 'Isa.
tanpa
disadari merupakan sebuah gambaran“isarat ”, yang bertujuan untuk mewujudkan
bersatunya umat Allah ! / Q.42:8
Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka
satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke
dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang
pelindungpun dan tidak pula seorang penolong.
Dimana
ayat tersebut menggambarkan kedustaan besar manusia(mereka) di zaman itu dan makna dari isi
ayat tersebut untuk menguji insting pembaca terhadap penilaian mana yang benar
dan mana yang salah.
Jadi dari penjelasan semua tentang Q.4:156-157
Dan karena kekafiran mereka (terhadap
'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan
karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa
putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
(pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan
dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah 'Isa.
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa para pembaca Al
Qur-an tinggal memilih makna / pengertian dari ayat tersebut,
apakah pembaca mau percaya / mengikuti perkataan mereka orang-orang kafiryang diancam dengan
hukuman neraka, atau mau percaya / mengikuti kebenaran yang hakiki, sehingga
ditinggikan darimereka yang kafir seperti sudah dijelaskan dengan tegas tergambar di Q.19:33
Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan
kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku
dibangkitkan hidup kembali".
dan Q.3:55.
(Ingatlah), ketika Allah berfirman:
"Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan
mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir,
dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang- orang yang kafir
hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan
diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya".
Dari hal itu semua jelas bahwa para pembaca / orang Mumin berada pada posisi Netral, sehingga dengan bebas untuk memilih
mau mengikuti yang mana ?
Kalau kita sudah mengambil keputusan percaya atau tidak dengan apa yang dikatakan mereka seperti di ayat tersebut, walaupun sadar atau tidak disadari, berarti itu'lah yang kita pilih dalam hidup ini, oleh karena itu ada tertulis : "Iman mu menyelamatkan mu" !
Dengan demikian Q.4:156-157
Dan karena kekafiran mereka (terhadap
'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan
karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa
putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
(pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan
dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah 'Isa.
jika dianalisa lebih mendalam, merupakan pelajaran dasar
yang bersifat penting untuk memahami sosok yang selalu dijuluki orang kafir dalam
ayat-ayat Al Qur-an.
Oleh karena itu, tanpa membaca Injil dan memahami sejarah, maka semua umat Mumin tidak akan paham mengapa dalam Al Qur-an nama Yesus Kristus yang ada di Injil, harus berubah dengan nama “Isa”?
Jika kita sudah memahami semua, maka kita akan tahu bahwa
diInjil, Yesus Kristus di Salib dan di dalam
Kitab Al Qur-anmemang tidak akan mungkin ada keterangan bahwa nabi
Isa disalib !
Karena sudah ditegaskan bahwa Allah Maha Tahu, jadi dalam Kitab Suci tidak mungkin ada kekeliruan dalam hal hak atasnama siapa yang disebut.
Kalau pembaca sudah mengetahui duduk persoalannya, maka bisa menyimpulkan bahwa setiap ayat-ayat di dalam Al Qur-an untuk menyatakan Yesus Kristus yang sesungguhnya, maka ditulis dengan inisial “Dia”.
Kalau pembaca sudah mengetahui duduk persoalannya, maka bisa menyimpulkan bahwa setiap ayat-ayat di dalam Al Qur-an untuk menyatakan Yesus Kristus yang sesungguhnya, maka ditulis dengan inisial “Dia”.
Contoh di Q.11:118
Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia
menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat,
dan Q.42:8,
Dan kalau Allah menghendaki niscaya
Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang
yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada
bagi mereka seorang pelindungpun dan tidak pula seorang penolong.
“Dia” adalah gambaran dariYesus yang berhak memilih (Injil Yahya 15:16).
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.
Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan
buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku,
diberikan-Nya kepadamu.
Sedangkan
Jibril menyampaikan pesan kepada Rasul Muhammad, mengenai gambaran Yesus Kristus yang berhubungan
dengan wewenang Nya dihari Kiamat, selalu diawali dengan suku kata: “katakanlah”!
Contoh: Injil Yahya.6:38-39
Contoh: Injil Yahya.6:38-39
Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan
kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan
inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah
diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada
akhir zaman.
>> Q.36:79
Katakanlah: "Ia akan dihidupkan
oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui
tentang segala makhluk.
dan Injil
Matius.25:31-32
Apabila Anak Manusia datang dalam
kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan
bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di
hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama
seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
>> Q.34:26
Katakanlah: "Tuhan kita akan
mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan
benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui".
Injil Yahya 6:38-39
Sebab Aku telah turun dari sorga bukan
untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah
mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya
dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi
supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
yaitu ayat 38 : Karena Aku turun dari surga, bukannya sebab Aku melakukan kehendak Diriku,
melainkan kehendak DIA itu yang menyuruhkan ku.
Selanjutnya ayat
39 : Tetapi
inilah kehendak Bapak yang menyuruhkan Aku: Supaya daripada segala sesuatu yang dikaruniakannya kepadaku, tiada Aku hilang barang apapun, melainkan Aku ini menghidupkan dia pada hari kiamat
. (sumber text Injil cetakan 1971)
Al Qur-an surat 36.
YAA SIIN ayat 79, yaitu: Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan, yang menciptakannya kali pertama. Dan Dia Maha
Mengetahui tentang segala makhluk.
Kalau kita sudah membaca dan memperhatikan makna dari isi masing-masiang ayat tersebut .
Dimana Injil adalah
perkataan manusia Yesus saat di dunia, akan tetapi sabda-sabda
tersebut disampaikan lagi oleh Jibril dan tertulis di Al Qur-an secara
ringkas dan tegas, sudah dalam bentuk baku dan
bersifat mutlak.
Dimana ayat tersebut di dalam Al Qur-an jika diteliti dengan merujuk kepada Kitab Injil, maka apa yang tertulis di Al Qur-ansecara tidak langsung memberikan penegasan bagi semua para pembaca dengan makna yang mempunyai arti: Bahwa Yesus Kristus yang telah bersabda di Injil Yahya 6:38-39,
Dimana ayat tersebut di dalam Al Qur-an jika diteliti dengan merujuk kepada Kitab Injil, maka apa yang tertulis di Al Qur-ansecara tidak langsung memberikan penegasan bagi semua para pembaca dengan makna yang mempunyai arti: Bahwa Yesus Kristus yang telah bersabda di Injil Yahya 6:38-39,
Sebab Aku telah turun dari sorga bukan
untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah
mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya
dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi
supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
dimana sabda tersebut menjelaskan tentang wewenang diriNya terhadap umat manusia dihari Kiamat.
Sedangkan dalam ayat Al Qur-an yang berhak atas wewenang
tersebut ditegaskan lagi, akan tetapi oleh karena
menghindari kebencian terhadap nama Yesus, maka di Q.36:79
Katakanlah: "Ia akan dihidupkan
oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui
tentang segala makhluk.
bukan lagi dengan memakai nama asliNya yang ada di Injil dan
tidak’lah mungkin memakai nama Isa.
Oleh karena itu ayat yang berhubungan dengan wewenangYesus selalu memakai awalan: “katakanlah”!
Dengan demikian Q.36:79
Katakanlah: "Ia akan dihidupkan
oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui
tentang segala makhluk.
mengandung sebuah perintah yang tersamar > (“katakanlah”), seakan bagaikan harga mati yang
tidak bisa ditawar lagi.
Maka jika dipahami mau tidak mau pembaca harus mengakui
dengan tanpa disadari, bahwa Tuhan yang tertulis di Q.36:79
Katakanlah: "Ia akan dihidupkan
oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui
tentang segala makhluk.
adalah Yesus, karena “Dia” yang
berhak atas wewenang
tersebut.
Jadi jelas, ayat tersebut memerintahkan dengan;“katakanlah”…..…, perintah di ayat tersebut
bermaksud menerangkan secara tersamar bahwa yang berhak atas wewenang tersebut
bukan lagi disebut namaNya.
Hal ini tidak bisa dipahami jika tidak mengetahui sejarah yang ada di Injil Kristus.
Bagi yang sudah membaca Al Qur-an dan Injil, maka akan dapat mengambil kesimpulan; bahwa nama “Isa” sosok manusia biasa saja, sedangkan nama Yesus Kristus (di Injil) sosok manusia Illahi yang telah bersabda; (Injil Wahyu.22:13);
“Akulah yang Awal dan yang
Akhir”,
oleh
karena perkataan tersebut dari Yesussendiri, dan terlebih dahulu sudah ada di Injil, maka Al
Qur-an di Q.57:3 & 4
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin;
dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Dialah yang menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas 'arsy Dia mengetahui apa yang
masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari
langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
menegaskan kembali bahwa : “Dialah”yang Awal dan yang
Akhir dan “Dialah” yang mencipta
langit dan bumi!........... …..
Dengan demikian jelas sekali, Al Qur-an dalam ayatnya di Q.57: 3 & 4
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin;
dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Dialah yang menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas 'arsy Dia mengetahui apa yang
masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari
langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
dengan tegas membenarkan bahwa Yesus Kristus yang
berkata di Injil “Akulah yang Awal dan yang
Akhir”, sesungguhnya “Dia” adalah Tuhan !
Orang yang teliti mengkaji Al Qur-an dan membaca Injil dengan
hati yang tulus, akan mengetahui bahwa ayat “Mutasyabihat”suatu misteri terselubung, hubungan
antara Al
Qur-an denganInjil, dimana ada kebenaran Injil tersembunyi di dalamnya, jadi disimpulkan sejak zaman itu Al Qur-an suatu pelajaran, yang
bertujuan untuk meyakinkan pembaca yang berpendirian dengan akalnya, bahwa Yesus Kristus yang
kisahNya terdapat di Injil, sesungguhnya Dia adalah Tuhan !
Oleh karena sebab yang tidak jelas, maka Injil dianggap
tabu untuk dibaca , akibatnya kebenaran tersembunyi itu menjadi hampa,
karena ditafsirkan seadanya tanpa merujuk kepada Kitab Induknya / ALKitab, (Q.43:4).
Dan sesungguhnya Al Qur'an itu dalam
induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi
(nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.
Jadi kalau kita sudah memahami duduk persoalan tersebut,
maka kita akan tahu ada kebenaran tersembunyi pada kalimat;“Kafir’lah
orang yang mengatakan Isa Tuhan!”> Sebab memang benar, nama Isa bukan Tuhan
!
Akan tetapi, mereka yang tidak membaca Injil, dimana kalimat;“Kafir’lah
orang yang mengatakan Isa Tuhan”, pengertian dari kalimat
itu jika ditelan mentah-mentah, maka akan timbul suatu kesimpulan di benaknya: bagaimana mungkin sosok manusia bisa-bisanya disebut Tuhan !
Kesimpulan itu dikarenakan mereka menyamakan Yesus dengan Isa, maka akibatnya membuat seseorang bahkan kitapun dengan mudahnya
mengambil suatu kesimpulan bahwa orang Nasrani itu sesat.
Ironisnya
kesimpulan tersebut berkembang, sehingga tertanam di benak setiap orang yang hanya
mendengar !
Hal itu
menjadi suatu dilema bagi orang awam dari generasi kegenerasi, mereka bisa
berprasangka ajaran Injil sudah diselewengkan, sehingga beranggapan
orang Nasrani salah, karena memper Tuhankan “Yesus Kristus”!
Karena
anggapan tersebut, maka sekarang hampir semua orangMumin, timbul rasa antipati
membaca Injil.
Akibatnya
membuat orang Mumin turun-temurun menganggap Nabi Isa
dalam AL Qur-an sama dengan Yesus Kristus, sehingga apabila
mereka mengkaji, maka akan mudah terjebak pada ayat“Mutasyabihat”.
Keadaan
mereka tidak bisa dipersalahkan, karena kebanyakan mereka adalah orang-orang
awam yang tidak pernah tahu apa itu Kitab Injil, dan ironisnya banyak dari mereka hanya
mendengar saja “katanya….”
Hal itu kelak dihari akhir (Q.33:67)
Hal itu kelak dihari akhir (Q.33:67)
Dan mereka berkata;:"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami
telah menta'ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka
menyesatkan kami dari jalan (yang benar).
tanggung
jawab para pemimpin yang melarang mereka membaca Injil !
Oleh karena keadaan tersebut, maka kalimat; (“Kafir’lah orang yang mengatakan Isa Tuhan”) bagi orang yang paham maupun yang tidak paham, bisa dijadikan sebuah kalimat “pembelaan” untuk mempertahankan argumentasi masing-masing, dalam hal pemahaman; siapa Tuhanmu itu.
Hal itu
disebabkan karena sifat manusia “Aku’lah yang paling benar”.
Karena
kalimat tersebut tergolong “Mutasyabihat”sehingga kebenarannya tersembunyi, maka
kalimat tersebut menjadi dilema terselubung bagi mereka, dari generasi ke
generasi yang akan membaca Al Qur-an kelak.
Sebab
pemahamannya tergantung dari tingkatan seseorang akanIlmu Pengetahuan yang dimilikinya.
Oleh
karena sedikitnya orang yang paham tentang hal tersebut, dimana lebih banyak
jumlah orang awam yang tidak memahami, sehingga orang yang memahami lebih
banyak diam, karena takut dipandang “murtad”!
Seiring
dengan berjalannya waktu, dari awal Al Qur-anditurunkan hingga saat
ini, maka banyak orang awam yang telah menjadi Imam dalam keluarga atau Umat.
Dimana
para Imam tersebut yang berstatus sebagai pemimpin, tidak dapat menjelaskan
duduk persoalan “inti” yang sebenarnya seperti kalimat; “Mutasyabihat” >> “Kafir’lah orang yang
mengatakan Isa Tuhan” !
Kenyataan
tersebut bisa dilihat sekarang ini, hampir semua pemimpin umat bahkan kitapun
sebagai Imam dalam rumah tangga tidak menyadarinya, sehinga tidak bisa
menjelaskan duduk persoalan yang benar.
Keadaan tersebut tidak perlu kita
herankan, sebab “Allah Maha Tahu” !
Dimana kenyataan tersebut sudah terprediksi dalam ayat Al
Qur-an itu sendiri, bahwa di hari pengadilan nanti kita sebagai Imam yang
berstatus Pemimpin diminta pertanggung jawaban atas keterangan yang kita berikan.
Hal itu
ditegaskan dalam ayat Al Qur-an di Q.33:67yaitu;
Dan
mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta’ati
pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari
jalan yang benar.
Ayat
tersebut bermakna sebuah “peringatan” bagi semua pembaca Al
Qur-an. Karena Al Qur-an untuk
kita Umat Mumin, maka peringatan tersebut bukan untuk
mereka diluar Mumin !
Oleh karena itu saat mengkaji kita harus teliti, sebab Al
Qur-anbanyak sekali ayat “Mutasyabihat”, dimana jenis ayat tersebut samar-samar, sehingga tidak dapat diambil
pelajaran kecuali orang yang ber akal. (Q.3:7)
Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al
Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah
pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mu- tasyaabihaat. Adapun
orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti
sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah
untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya
melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami
beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan
kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan
orang-orang yang berakal.
Karena manusia mahkluk berakal, maka hanya dengan “akal
sehat” dapat menerima kenyataan.
Keterangan tambahan di Al Qur-an terjemahan
Dept Agama RI 1984 urutan No:184, menjelaskan bahwa : ayat “Mutasyabihat” tidak dapat dimengerti
karena tidak dapat ditentukan arti dari maksud isinya, kecuali terlebih dahulu
melalui penyelidikan secara mendalam; ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah
yang mengetahui seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib
misalnya, mengenai hari kiamat………….. .
Coba kalau kita hayati keterangan tersebut, tidak’lah mungkin seperti ayat mengenai hari kiamat para pembaca Al Qur-an harus bertanya kepada Allah !
Akan tetapi para pembaca jangan lupa walaupun ayat
tersebut dijelaskan hanya “Allah yang mengetahui”!
Tetapi ditegaskan juga, bahwa jenis ayat tersebut bisa
diselidiki secara mendalam ?
Oleh karena bisa diselidiki, maka semua pembaca pasti
bisa menemukan jawaban dari arti ayat tersebut.
Oleh karena itu Allah menurunkan Kitab Al
Qur-an merupakan pelajaran (Q.36:69).
Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah
membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia
seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah.
Artinya untuk dipelajari. Berarti jika dipelajari dengn
benar ; maka ayat “Mutasyabihat” seperti tentang Hari Kiamat dapat diketahui.
Coba kita buktikan untuk dipelajari, sebagai contoh hanya
2 ayat saja yang tergolong “Mutasyabihat” sebagai
penuntun.
Contoh;
>Dimana ayat Al Qur-an yaitu Q.31:34
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan
tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang
ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun
yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
pada kalimat pertama menjelaskan bahwa : Sesungguhnya Allah, hanya pada sisiNya sajalah pengetahuan tentang Hari
Kiamat;…………….
Sedangkan ayat di Q.43:61
Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar
memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu
tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.
pada kalimat pertama dengan sangat sangat tegas,
menjelaskan :Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar
memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. ……….. .
Dengan demikian jelas hanya Isa yang mengetahui hari
kiamat, karena Isa itu satu-satunya manusia di dunia ini yang terjadi dari Roh
Allah ( Jelma’an manusia sempurna > Q.19:17 ),
Maka ia mengadakan tabir (yang
melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia
menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
dengan kata lain Illahin
Naas .
Jadi sangat jelas dan masuk “akal”, kalau gambaran mengenai Hari Kiamat hanya Allah yang tahu, karena Allah adalah Roh Suci, dimana Allah melalui media manusia Suci Yesus Kristus, pernah hadir hidup nyata diantara manusia .
( penjelasan kasar: Yesus
Kristus selama
hidup di dunia dirasuki Roh Allah sehingga semua sabda yang keluar dari mulutNyadisebut Kalimat
Allah )
Karena Yesus Kristus di Al Qur-an digambarkan manusia biasa dengan nama Isa , maka untuk mengetahui perkataan Isa dari sifat ke IllahianNya, tidak lain harus membaca Injil, karena semua sabda Yesus Kristus saat di dunia ini telah dicatat dan terrekam dalam Kitab Injil ! (“Dia” Illahin Naas, perkataanNyadisebut “Kalam hidup” )
Oleh karena itu untuk mengetahui tentang misteri
ayat-ayat“Mutasyabihat” harus membaca Injil.
Maka begitu pentingnya Q.5:68
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu
tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran
Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu".
Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah
kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu
bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
yang merupakan himbauan tersamar kepada semua pembaca Al Qur-an.
Jadi jelas bahwa akal pikiran manusia yang dapat
memecahkan misteri ayat tersebut, yaitu dengan cara diselidiki yang tidak lain
menggunakan akal untuk mencari tahu sejarah Nabi-nabi dari Kitab-kitab
terdahulu.
Kalau kita tidak gunakan akal, maka sulit sekali dalam
mengambil pengertian dari ayat tersebut, sehingga dengan pasti bisa menimbulkan
fitnah tentang ayat itu sendiri bahkan terhadap Kitab-kitab terdahulu.
Oleh karena Kitab Al Qur-an sarat
akan petunjuk, dimana manusia ada pada posisi
netral, diberi kebebasan oleh Allah, untuk
mengambil keputusan secara pribadi, petunjuk
mana yang akan dipilihnya, tanpa paksaan.
Dengan demikian janganlah kita terpaku dengan suku kata“petunjuk”, sehingga kita sudah merasa mendapat “petunjuk”, sedangkan “petunjuk” itu
harus dibaca lalu dicari arahnya, dan arahnya harus konsisten dari awal
melangkah supaya langkah-langkah yang dijalanni tepat, agar tidak keliru sampai
ketitik akhir “yang dituju”.
Dengan demikian di saat mengkaji Al Qur-an,
dari awal kita harus konsisten mencari petunjuk (ayat-ayat) yang berhubungan
dengan surat pertama : AL FAATIHAH (PEMBUKAAN) :“Tunjukilah kami jalan yang lurus”.
Karena dalam hal mengkaji tidak sama dengan berDo’a, maka
bunyi permintaan yang tertulis di ayat tersebut dengan pasti jika dicari dengan
teliti, jawabannya pasti ada juga tertulis di
dalam ayat Al Qur-an itu sendiri !
Perlu diingatkan” , bahwa pembaca harus hati-hati dan teliti pada saat membacanya, karena
kekuatan jahat syaitan telah mengetahui bahwa Al Qur-an memberi
petunjuk kepada jalan yang benar. ( Q.72 Al Jin :1 )
Katakanlah (hai Muhammad): "Telah
diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al
Qur'an), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur'an
yang mena'jubkan,
Sehingga syaitan berusaha tidak akan mempersekutukan
manusia dengan Tuhan. (Q.72 Al Jin:2)
(yang) memberi petunjuk kapada jalan
yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan
mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami,
Oleh sebab itu agar manusia tidak dapat bersekutu denganTuhan, maka syaitan berusaha mengganggu pikiran
manusia yang membaca Al Qur-an, supaya lupa akan petunjuk yang meng
arah kepada “jalan yang lurus”itu.
Penjelas, mengapa syaitan mengganggu ?
Berdasarkan historisnya, bahaw asal usul syaitan dan para
pengikutnya adalah mahluk berasal dari Sorga yang telah dicampakkan / diusir
oleh Allah dari hadapanNYA, karena melakukan kesalahan. Karena mahluk tersebut
sudah melihat Allah, hidup dalam roh dan kekekalan serta pengetahuannya,
lengkap.Kalau mereka berdosa, itu berarti telah berbuat dosa dengan sengaja,
sehingga tidak ada lagi pengampunan.
Akan tetapi lain halnya dengan manusia yang belum pernah
melihat Allah, oleh karena Allah Maha Tahu dimana manusia sejak awal diciptakan
kemudian jatuh dalam dosa oleh karena dipengaruhi oleh syaitan.
Karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang terhadap
ciptaanNYA, maka Allah memutuskan suatu perkara, agar dosa-dosa manusia dapat
diampuni (bagi yang mau), yaitu dengan Kasih karunia oleh “RahmatNYA”.
Dimana pengertian dari gambaran “RahmatNYA” dalam Al Qur-an sungguh jelas di Q.24:21
Dimana pengertian dari gambaran “RahmatNYA” dalam Al Qur-an sungguh jelas di Q.24:21
Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti
langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan
perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah
dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih
(dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah
membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.
& Q.19:21.
Jibril berkata: "Demikianlah".
Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat Kami
menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal
itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan".
Hal itulah yang membuat syaitan menjadi dendam kepada
manusia mahluk ciptaan Allah, sehingga syaitan berusaha agar manusia tidak bisa
terselamatkan akibat perbuatan dosanya, dengan cara menghalangi semua pembaca Al
Qur-an supaya tidak mendapatkan pengertian
tentang petunjuk ke arah “Jalan yang lurus itu”!
Dimana kalimat “jalan yang lurus” adalah merupakan
gambaran kalimat “sandi” bagi pembaca Al Qur-an, sebab kalimat tersebut mengandung
gambaran yang tersamar dari wujud zhahir “RahmatNYA”.
Oleh karena merupakan “sandi” petunjuk, maka harus dipecahkan dengan kata
lain harus benar-benar di pahami bagi semua pembaca Al Qur-an, karena petunjuk adalah suatu logika yang
pasti bagi yang berakal.
Dengan demikian atas penjabaran diatas, maka siapapun
orangnya, berapapun usianya dan dimanapun tempatnya, apabila membaca Al
Qur-an pasti diganggu syaitan, agar pikiran manusia tanpa sadar
dipengaruhi supaya tidak memahami apa yang dimaksud dengan pengertian
sebenarnya, akan “jalan yang lurus itu” !
Oleh sebab itu pada saat membaca Q.43:61,
Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar
memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu
tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.
selanjutnya di ayat “62”
Dan janganlah kamu sekali-kali
dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
sudah jelas-jelas diperingati, supaya para pembaca harus waspada jangan sampai dipalingkan oleh syaitan. Oleh karena itu harus tahu
duduk permasalahan yang sebenarnya terhadap isi ayat tersebut.
Akan tetapi kenyataannya tanpa sadar pembaca terpengaruh,
sehingga terjerat pada ayat “Mutasyabihat”, yaitu pikiran pembaca terpaku dengan beranggapan sepele: “bahwa Isa hanya sosok manusia biasa saja” !
Itulah sebabnya Al Qur-an harus
dikaji ulang, agar semua pembaca mendapatkan suatu kesimpulan yang pasti!
Akan tetapi bukan sekedar dibaca dan dikaji, melainkan
harus di dasari dengan hati / bathin yang bersih, karena syaitan / roh dajal
lebih suka akan manusia yang mempunyai penyakit dalam hatinya.
Oleh karena syaitan merajalela di
dunia, maka orang yang diganggu sehingga tertipu syaitan maka hanya terpaku
pengertian dunia saja.
Hal itu sudah dikatakan Rasul Muhammad, bahwa sejak awal Al Qur-an diturunkan
sudah diganggu oleh kekuatan jahat syaitan sang penipu yang menyesatkan. (Q.25:29)
Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku
dari Al Qur'an ketika Al Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan
itu tidak mau menolong manusia.
Oleh karena itu, para pembaca Al Qur-an jangan’lah meremehkan
akan kekuatan jahat syaitan pengganggu !
Maka pada saat memulai membaca Al Qur-an,
Allah sudah memberi tahu sebagai suatu isarat penting !, yang tertulis diQ.16 :
98, yaitu :
Apabila kamu membaca Al Qur'an hendaklah
kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.
Ayat tersebut merupakan suatu rabu-rambu dalam membaca Al Qur-an untuk mengingatkan kita, supaya pembaca selalu harus waspada terhadap
roh pengganggu!
Ayat selanjutnya Q.16:99, yaitu ;
Sesungguhnya syaitan itu tidak ada
kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.
Di ayat Q.16:98
Apabila kamu membaca Al Qur'an hendaklah
kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.
jelas sekali ditujukan kepada semua pembaca Al
Qur-an siapapun juga yang masih dalam taraf pencarian akan petunjuk
kepada jalan yang benar, yaitu sesuai permintaan awal: “jalan yang lurus” itu !
Sebab selama masih dalam taraf penentuan pilihan, pribadi
yang bersangkutan pasti dihalangi syaitan.
Hal ini terbukti dari ayat berikutnya (Q.16:99),
Sesungguhnya syaitan itu tidak ada
kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.
dimana dijelaskan bahwa syaitan tidak ada kuasanya untuk
mengganggu para pembaca yang sudah tahu dan memahami sehingga dia sudah berIman
kepada Tuhannya.
Oleh karena itu, untuk memahami isi petunjuk dalam Al Qur-an, hanya satu kuncinya, yaitu pahami dan laksanakan himbauan tersamar di Q.5:68
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu
tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran
Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu".
Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah
kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu
bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
yaitu
membaca Taurat dan Injil,
( sebab harus “diingat”
bagaimana mungkin seseorang bisa mengatakan “Kitab itu salah” kalau tidak
membacanya ).
Kemudian
bacalah semua “Surat” Al Qur-an, kalimat per kalimat dalam satu
ayat hingga semua surat, sambil dipikir dengan dilandasi hati yang lapang.
Dengan
demikian anda dapat membuktikan bahwa Al Qur-anmerupakan “Surat
Terbuka” yang bermakna Pelajaran dan Petunjuk bagi semua orang untuk di baca
dan dikaji. (Q.69:48)
Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar suatu pelajaran
bagi orang-orang yang bertakwa.
Sehingga
kita memahami bahwa agama Islam adalah agama yang disempurnakan bagi semua
orang yang berserah diri kepada Allah Sang Haliq, dengan pedoman kitab Suci Al
Qur-anyang sarat dengan petunjuk berupa tulisan serta petunjuk
Tahajud bagi mereka yang tetap ragu dengan petunjuk tulisan.
Dengan
tujuan supaya semua manusia mengenal bahwa “Dia” adalah Tuhanmu, tanpa paksaan atau
pengaruh dari orang lain, melainkan dengan cara dipelajari dan atas kemauannya
sendiri, masing – masing Pribadi.
Hal itu
bertujuan untuk menghindari perselisihan, yang berawal dari perdebatan /
argumentasi setiap orang !
Jadi
tulisan kami ini, dari “awal sampai akhir kesimpulan”, sekedar bacaan dari
hasil mengkaji kembali semua ayat-ayat yang tergolong “Mutasyabihat”.
Sehingga
sangat perlu untuk dibaca, karena selama ini para pembaca tanpa sadar bahwa
ayat-ayat tersebut terhalang ghaib jahat, yang mempengaruhi para pembaca supaya
tidak memahami dengan benar.
Oleh
karena itu pelajari kembali Al Qur-an dengan sungguh-sungguh,
dan renungkan’lah.
Sebab Q.3:7
Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al
Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah
pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mu- tasyaabihaat. Adapun
orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti
sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah
untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya
melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami
beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan
kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan
orang-orang yang berakal.
sudah memprediksikan keadaan setelah Al
Qur-anditurunkan, dengan kenyataannya bahwa sekarang, hampir semua orang yang
mendalami Al Qur-an tanpa sadar berIman pada ayat “Mutasyabihat”, tetapi tanpa dipelajari dahulu dengan akalnya, maka sekarang timbul’lah
fitnah tentang keabsahanKitab Injil.
Jadi, kalau anda sudah mengetahui sesuatu Rahmat Allah
yang benar-benar dingkari manusia. (Q.43:15)
Dan mereka menjadikan sebahagian dari
hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah).
Berarti anda sudah memahami apa isi penjabaran dari
tulisan ini !
Akan tetapi semua kesimpulan dari tulisan ini, kembali
pada diri anda masing-masing pribadi !
Sebab ada tertulis: “Hendak’lah yang punya mata melihat
dan yang punya telinga mendengar !”
Mengapa? :
- Kita harus mengkaji Al Qur-an ?-
- Hampir semua ayat-ayat Al Quran penuh
dengan “peringatan”?
- Harus ada ayat yang disebut “Mutasyabihat” ?
Pertanyaan
diatas, tidak bisa terjawab dengan benar tanpa membaca Injil Kristus, dengan tulus.
Renungan dari kesimpulan:
Kalau kita menuduh orang lain “kafir”, jadi, termasuk golongan yang mana’kah
kita ini ?
Penutup Kesimpulan .
Jadi kalau kita sudah mengkaji dan meng-analisa Al
Qur-andengan mendalam disertai membaca Injil
Kristus, maka salah satu kesimpulan dari sudut
pandang hubungan ayat-ayat Al Qur-an terhadap Kitab Injil adalah:
Al Qur-an dengan
tersamar telah
menjabarkan, bahwa adaManusia Illahi yang berasal dari Allah Yang
Maha Tinggi / Surga, pernah hadir di bumi ini.
Dimana Manusia Illahi itu tidak
lain adalah Yesus Kristus, yang kisahNya ada di Injil Kristus.
Sedangkan di dalam Injil, berisi kisah kehidupan Yesus dan sabdaNya tentang himbauan, nasehat dan janji-janjiNya untuk menyelamatkan manusia dari perbuatan
mungkar, dan hanya bagi yang percaya kepadaNya.
Oleh karena kehadiran Manusia Illahi tersebut berasal dari
Surga, maka bisa jadi dan pasti “Dia”
akan datang kembali kebumi, hal itu dijabarkan dalam Al Qur-an dengan
gambaran “wewenang Dia” dihari kiamat.
Dimana dalam Injil tidak ada satu ayat pun Yesus mengatakan
dengan terusterang menyatakan diriNya secara tegas bahwa “Dia” Manusia Illahi.
Akan tetapi pernyataan diriNya di dalam Injil dengn menggunakan bahasa perumpamaan,
sehingga sulit dipahami kalau bukan dikaruniakan Hikmat Allah.
Oleh karena itu semua orang / kita yang mengkaji Al
Qur-andengan "Akal" untuk meng-analisa lebih dalam dan teliti dengan
dilandasi hati yang bersih dan di sertai membaca Injil Kristus, dan bukan
mencari perbandingan atau kesalahan.
Maka semua orang / kita pasti akan mengetahui “siapa yang
sesungguhnya manusia Illahi itu”.
Dimana Kitab Al Quran mengungkapkan dengan
logika / akal agar manusia dapat mengerti apa yang selama ini sulit diterima,
mengapa manusia Yesus Kristus, punya kuasa atas Surga dan bumi (tergambar di Q.3:45).
(Ingatlah), ketika Malaikat berkata:
"Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran
seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya,
namanya Al Masih 'Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat
dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),
Oleh karena itulah sebagian ayat Al Qur-an memberikan
penerangan kepada pembaca dengan penjelasan bahwa Illaahi naas makhluk
ber-unsur manusia, jadi karena sosoknya rupa manusia, dengan pasti punya nama.
Dengan demikian orang yang mengkaji Al Qur-an dengan
hati yang tulus akan memahami, bahwa yang dimaksud Manusia Illahi adalah Yesus Kristus, yang kisahNya ada dalam Injil.
Sehingga pembaca Al
Qur-an dapat
mengerti bahwa manusiaYesus saat di dunia, “Dia”
adalah Ilaahin naas.
Oleh sebab Yesus
Kristus berasal
dari Allah, oleh karena itu Dia adalah Manusia Illahi, Manusia yang mempunyai Kodrat ke
Illahi'an, sehingga Dia Manusia yang Kekal dan Dia dapat
melakukan apa saja tehadap bumi berikut isinya karena sesuai dengan KodratNya.
Gambaran dari Manusia Illahi tersebut
sudah ditegaskan dengan ringkas tapi tersamar di Q.112 AL IKLASH.
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang
Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia
tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia".
Bagi mereka / kita yang sudah mendalam dalam pengkajian
maka mereka / kita tahu bahwa Q.112 AL IKLASH
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang
Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia
tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia".
merupakan kesimpulan inti dasar utama keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pada umumnya mereka / kita tidak memahami tetang hal itu,walaupun sudah dijelaskan oleh Allah melalui FirmanNYA dalamAl Qur-an secara isarat, hampir disemua ayat dalam surat Al Qur-an dengan
suku kata :"Tuhanmu, Tuhannya, Tuhan kita".
Dimana Q.112
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang
Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia
tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia".
mempunyai nilai fungsi / bobot sepertiga dari Al
Qur-an, hal itu sangat jelas karena surat ini adalah ringkasan sepertiga dari
gambaran Hadirat Allah yang manusia dapat ketahui dalam Kitab-kitab terdahulu.
Oleh karena Manusia
Illahi wujudNya Manusia maka Dia punya"Nama".
Oleh karena itu NamaNya mempunyai kharisma keIllahian,
terutama dalam alam ghaib.
Dimana kita tahu bahwa ke Illahian berhubungan dengan
Roh, maka nama Yesus Kristus ditakuti
oleh raja syaitan apapun yang ada di bumi maupun di alam udara sampai saat ini.
Pengungkapan yang terdapat dalam Kitab Al Qur-an tentangManusia Illahi itulah yang merupakan
pelajaran dasar, yang membuat syaitan / dajal merasa ter usik sehingga gusar
terhadap para pembaca Al Qur-an, hal itu tanpa disadari oleh kita dan
semua orang terutama para pembaca Al
Qur-an.
Dengan demikian setiap orang yang membaca Al
Qur-an agar
tidak memahami tentang siapa Manusia Illahi itu, maka Gahib jahat yaitu "Dajal" yang disebut roh anti Kristus selalu berusaha menghalang pikiran manusia
yang membacanya.
Maka kita / setiap orang yang membaca ayat-ayat Al Qur-antentang “nabi Isa”, ( gambaran Yesus ),
selalu dihalangi syaitan / Dajal, sebab “syaitan / Jin”
mengetahui Al Qur-an merupakan penjabaran / pelajaran untuk memahami hal itu. (Q.72 AL JIN : 2)
(yang) memberi petunjuk kapada jalan
yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan
mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami,
Dengan demikian semua ayat-ayat tersebut tanpa disadari
terhalang Ghaib !
Oleh karena hal tersebut, maka kita / setiap orang yang
akan mulai membaca Al Qur-an, Allah memberikan ketetapan dalam ayat Al
Qur-an di Q.16:98,
Apabila kamu membaca Al Qur'an hendaklah
kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.
agar kita dan semua pembaca haruswaspada terhadap gangguan ghaib jahat / syaitan.
Hal itu suatu peringatan agar jangan dipalingkan oleh
syaitan dari pengertian yang hakiki (Q.43:62).
Dan janganlah kamu sekali-kali
dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
Jadi apabila kita / pembaca Al Qur-an sudah
memahami bahwaManusia Illahi itu yang dikenal dalam nama Yesus
Kristus, maka gangguan bisikan dari kekuatan ghaib
yang jahat / syaitan akan dapat terhindari.
Hal
tersebut tersamar dalam ayat Al Qur-an,di surat terakhir 114
AN NAAS ( MANUSIA ), ayat 3,
Sembahan manusia.
yaitu: Ilaahin naas / Manusia Illahi.
Jadi surat ini merupakan kesimpulan tersamar dari
kharisma akan “Dia”, di ayat pertama
diawali dengan perintah :“Katakanlah” .
Oleh karena itu surat AN NAAS sebagai
penutup dari Kitab SuciAL QUR-AN.
Hal itu’ lah yang perlu kita renungkan dengan hati yang
tulus.
Jadi sangat jelas bahwa Al
Qur-an menegakkan
kebenaran yang hakiki dengan logika /akal.
Sehingga dengan kenyataan tersebut kita dapat
menyimpulkan bahwa Islam “agama berakal”.
Kesimpulan itulah yang kita sudah tahu tapi tidak
benar-benar dipahami secara mendalam !
Dengan penjabaran dan kesimpulan dari tulisan ini, semoga
anda memahami misteri dasar dari kalimat:
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang”
AMIEN.
Tujuan dari tulisan yang kami susun ini, semata-mata
hanya membagi pengalaman Nyata .
Supaya kita pembaca mengerti bahwa Al Qur-an suatu
petunjuk yang mengandung Ghaib, yaitu agar manusia dapat percaya bahwa “Yesus Kristus Tuhan”, bukan
karena dipengaruhi oleh orang lain.
Tetapi dengan jalan Shalat Tahajud, untuk membuktikan
kebenaran yang hakiki secara pribadi.
Sebab agama berhubungan erat dengan Tuhan yang keberadaan Nya Roh.
Sehingga kita mendapatkan keyakinan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, dengan lebih sempurna, karena bukan dari membaca dan juga bukan hanya "kata orang" saja !
Sehingga kita mendapatkan keyakinan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, dengan lebih sempurna, karena bukan dari membaca dan juga bukan hanya "kata orang" saja !
Hal inilah yang merupakan kesimpulan inti sesungguhnya,
bahwa Islam agama yang disempurnakan, yang tidak mau dipahami oleh hampir semua
orang Mumin.
Karena apapun Kitabnya dan apapun bunyi Ayatnya, bahwa
keyakinan tentang Allah tidak bisa diukur dan tidak dapat dibuktikan dengan
Logika manusia.
Alasan pokok yang mendasar sehingga kami merasa perlu
untuk menulis pengalaman nyata ini,karena pada umumnya kita meng-artikan
mentah-mentah kalimat : “Tidak ada Tuhan selain
Allah”.
Maka hal tersebut menjadi suatu harga mati, yang berakibat menyangkal Yesus
Kristus adalah Tuhan.
Oleh sebab itu : Tidak ada satu dalih pun dan tidak ada satu orang manusia pun di
dalam Dunia ini yang dapat merubah Akidah, kecuali “Dia”lah
yang Awal dan yang Akhir !
Melalui tulisan ini mengingatkan bahwa Tuhan yang
Ghaib adanya, bisa ditemui (dalam Ghaib) dan semua ini tergantung kita pribadi, apakah mau? atau tidak
? tanpa harus melalui syarat Duniawi.
Karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang sehingga tidak akan mempersulit UmatNYA.
Tetapi hanya ada satu syarat Bathin, yaitu :Bertanya dengan Benar dalam Tahajud dengan modal meyakini akan
menemui Tuhannya dilandasi Hati yang Tulus. (Q.2 : 46)
(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa
mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
Siapa saja yang mau melaksanakannya, jika Allah berkenan
atas ketulusan hati anda dipastikan “Dia” akan hadir dalam suasana ghaib yang indah menakjubkan…. Amien.
Shalat Tahajud tersebut
suatu pembuktian nyata untuk kita semua orang Mumin, karena hal ini merupakan ujian untuk mendapatkan jawaban
pribadi pada
tingkat Marifat yang sesungguhnya.
Karena tanpa Tahajud, dipastikan sampai saat
menjelang Ajal menjemputnya, sangat sulit bahkan tidak akan mungkin percaya bahwa “Dia” Yesus Kristus adalah Tuhan,
yang akan membangkitkan kita.
Oleh karena itu 500 tahun sebelum Al Qur-an diturunkan, Yesus Kristus saat
hadir di Dunia sebagai anak manusia, Dia sudah berpesan memberikan tawaran yang mudah untuk semua manusia,
dalam sabdaNya di Injil
Yahya 20:29 :
Kata Yesus kepadanya: "Karena
engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang
tidak melihat, namun percaya."
“Berbahagialah orang yang percaya, meskipun tiada nampak”.
Tahajud tersebut bukan ajaran baru tetapi tanpa kita sadari hal ini sudah ada dalam ayat Al Qur-an di Q.2:46 ;
(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa
mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
Karena kami sudah
meng-Imani semua Kitab, dan kami sudah
membuktikan (Ghaib)
kehadiran “Dia”.
Maka kami mau ingatkan bahwa makna dari melakukan Tahajuddi Q.2:46,
(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa
mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
yaitu bernuansa bathin / ghaib yang merupakan suatu
petunjuk bahkan
tawaran ulangan cuma-cuma dari Allah tanpa paksaan bagi MEREKA yang tetap tidak mau percaya begitu saja,atas tawaran terdahulu di Injil Yahya 20:29.
Kata Yesus kepadanya: "Karena
engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang
tidak melihat, namun percaya."
Perlu diingatkan, bahwa tawaran ulangan tersebut terkadang tidak semudah dalam pelaksanaannya.
Apabila dalam pelaksanaan, suasana / perasaan mengalami
gangguan oleh kekuatan ghaib yang jahat. Keadaan
tersebut harus dilawan dengan niat dan Iman.
Jika ghaib jahat tetap menghadang,
anda tinggal menyebutnama “Dia” yang paling ditakuti
oleh roh jahat.
Kalau anda sudah melakukan Tahajud seperti
bab 22, maka anda akan mengerti makna dari Injil
Yahya 20:29,
Kata Yesus kepadanya: "Karena
engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak
melihat, namun percaya."
karena anda akan mengalami sendiri menghadapi
kekuatan-kekuatan Ghaib Jahat !
Perlu diketahui, bahwa apa yang tertulis di Injil bermakna
nasehat bagi pembaca, mau percaya atau tidak,
terserah pembaca !
Akan tetapi apa yang tertulis di Al Qur-an bermakna
pelajaran serta petunjuk pelaksanaan Tahajud untuk pembuktian langsung dengan ghaib, bagi mereka yang tetap tidak percaya dengan apa yang tertulis di Injil !
.
Tulisan ini hanya bermakna pengkajian, berdasarkan ayat-ayat yang ada di dalam Al Qur-an, yang merupakan Kitab pedoman Umat ISLAM. Jadi bukan bermakna Syari-at.
Tulisan ini hanya bermakna pengkajian, berdasarkan ayat-ayat yang ada di dalam Al Qur-an, yang merupakan Kitab pedoman Umat ISLAM. Jadi bukan bermakna Syari-at.
Jika anda setelah membaca semua isi tulisan ini, kemudian
meremehkan bahkan mencibirnya, kami
tidak merasa heran karena kami dahulu seperti itu adanya.
Jadi jangankan tulisan ini, Firman Allah saja dapat
dibantah manusia, karena ketidak tahuannya !
Tulisan ini tidak perlu dibahas untuk bahan perdebatan
sehingga menimbulkan perbantahan.
Tetapi sangat perlu bagi setiap pribadi untuk direnungkan
dengan hati bersih, karena hari ini, besok,lusa, bisa merupakan hari terakhir
untuk kita semua. Jangan sampai terlanjur
ajal menjemput, sehingga menyesal setelah masuk ke alam ghaib yang kekal.
Jadi anda tinggal memilih, "siksa kubur" atau tempat yang "diberkati" ( Q.23:29 )
Dan berdo'alah: Ya Tuhanku, tempatkanlah
aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi
tempat."
/ ( Yahya
14:3 )
dan apa juga yang kamu minta dalam
nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.
Karena status kita diwaktu hidup dalam dunia ini,
berserah total kepada Allah Sang Haliq sambil mencari untuk mendapatkan
petunjuk “jalan
yang lurus” itu,
apabila “jalan
yang lurus” itu
belum juga kita dapati, maka dari mulai ajal menjemput, yang kita alami adalah
"siksa kubur"
bahkan sampai tibanya hari berbangkitpun tidak ada yang membangkitkan kita, berarti kita tetap di alam siksa
kubur, jadi hal itu sesuai dengan yang kita Imani !
Hal itu
tergambar dengan jelas dan tegas di Q.36 : 52,
Mereka berkata: "Aduhai celakalah
kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?".
Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya).
keadaan kita di hari kiamat akan “celaka”.
Sekali lagi kami ingatkan, sangat penting bagi setiap
pribadi kita untuk merenungkan hal tersebut.
Di mana Allah melimpahkan RahmatNYA (Q.19:21),
Jibril berkata: "Demikianlah".
Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat Kami
menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal
itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan".
tetapi manusia mengingkarinya (Q.43:15)
Dan mereka menjadikan sebahagian dari
hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah).
Jika Anda patuh menjalankan Ibadah dengan hati yang Tulus
Ikhlash, pasti tidak menolak “Dia”.
Karena “Dia”
adalah Tuhanmu.( Q.43:64 )
Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan
Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus.
Perlu diingatkan; karena tulisan ini bermakna pengkajian
dan penyajian dari isi bunyi ayat-ayatnya tidak lengkap, oleh karena itu harus
ada materi yang akan dikaji, yaitu Kitab-kitab sesuai Ref.
Yang utama saat mengkaji semua Kitab, bukan mencari perbandingan apalagi
perbedaan !, tetapi
mencari hubungan yang saling mendukung antar Kitab-kitab tersebut, karena
merupakan mata rantai.
Jika kita mencari perbedaan berarti kita meragukan akan
ke Esa-an Allah !Sebab semua Kitab sumbernya hanya satu yaitu Allah Sang Haliq
dan Dialah Tuhan yang Esa.
Maka janganlah mencari perbedaan, sebab Tuhan tidak
pernah berbeda apapun zaman nya.
Apabila anda sudah selesai / tamat membaca tulisan ini,
renungkanlah dengan hati dan pikiran tenang.
Sekali lagi diingatkan !
Jangan bertanya kepada manusia apapun agamanya, karena
pada umumnya manusia bersifat “Akulah
yang paling benar”sehingga lebih cendrung men-doktrin /
memaksakan.
Oleh karena itu tulisan ini bersifat “Pribadi !”
Kami ingatkan; bahwa tulisan
ini bukan untuk merubah suatu Akidah, akan tetapi semata-mata
untuk mempertegas dengan penjabaran makna dari akidah itu sendiri.
Dimana tulisan ini hanya memberikan masukan kepada anda
yang membaca, agar setiap pribadi tahu bahwa selama ini tanpa kita sadari,
hampir sebagian ayat-ayat penting yang mengandung makna petunjuk tentang “jalan yang lurus”itu, dengan nyata saat dikaji
selalu dipengaruhi / terhalang ghaib, yang bertujuan agar para pembaca Al
Qur-an menyepelekan kebenaran tersembunyi
dari ayat “Mutasyabihat”.
Oleh sebab itu, kami hanya memberi tahukan, bahwa tanpa
anda membaca Injil maka anda tidak
akan mungkin mengetahui apa tujuan yang sesungguhnya Al
Qur-an diturunkan.
Sebab sudah kita dengar bahwa Al
Qur-an ringkasan dari Taurat dan Injil, jadi kalau anda baca AlKitab dengan hati yang tulus, maka anda akan
lebih jelas lagi isi dari ringkasan yang ada dalam Al Qur-an.
Karena
hal itu sudah ditegaskan dalam Al Qur-an di Q.43:4.
Dan sesungguhnya Al Qur'an itu dalam induk Al Kitab (Lauh
Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak
mengandung hikmah.
Jadi
jelas’lah dalam mengkaji harus merujuk kepada Kitab Induknya agar lebih mudah
mendapatkan pengertian yang hakiki.
Dimana
misteri Allah yang ada dalam ayat-ayat Al Qur-antersusun dengan
sistemmatis, sehingga untuk mendapatkan ayat yang saling berhubungan, tidak selalu berada
dalam satu surat,kenyataan itulah sebagai bukti bahwa Al Qur-an harus
benar-benar dikaji , bukan sekedar dibaca dan ditelan mentah-mentah.
Jadi
hanya fitrah diri dan akal sehat saja, yang mampu menerima adanya kebenaran yang tersembunyi.
Dimana
kebenaran itu terhalang ghaib jahat, hal itu bisa dibuktikan bahwa hanya Kitab
Suci Al Qur-an saja jika hendak mulai dibaca harus
minta perlindungan Allah dari gangguan syaitan terkutuk !,yang ditegaskan di Q.16:98;
Apabila kamu membaca Al Qur'an hendaklah kamu meminta
perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.
Fa-idzaa
qara’tal-qur-aana fasta’idz billaahi minasy-syaithaanir-rajiim
Jika anda marah setelah
membaca tulisan ini, kami sangat memahaminya, karena kami tahu bukan karena fitrah
anda yang menimbulkan amarah, hah ini harus kita sadari bahwa kita manusia tempat
pertarungan pengaruh antara roh ghaib jahat dengan Roh Allah yang sejati, sebab manusia diberi
kebebasanoleh
Allah untuk memahami Kitab Suci, guna memilih: percaya atau tidak
kepada Tuhanmu, maka terserah
manusia itu sendiri.
Jadi jangan’lah kiranya tulisan ini membuat hati anda
gusar.
Tulisan ini tidak ada arti apa-apa sedikitpun jika tidak
dibaca sambil dihayati, akan tetapi tulisan ini sebagai penjelasan awal
berdasarkan realita, bagi pembaca yang mau mengkaji Al Qur-andengan
hati yang lapang.
Perlu “diingat” setiap agama mempunyai Kitab masing-masing!
Perlu “diingat” setiap agama mempunyai Kitab masing-masing!
Tulisan ini mengulas hubungan yang ter abaikan antara Al Qur-an dengan Injil yang
tidak pernah dibaca.
Oleh karena itu tulisan ini “bukan
pelajaran agama”, jadi jangan berburuk sangka !
Kami ingatkan lagi, bagi pembaca Al Qur-an,
bukan juga karena semata mengandalkan pengertian sendiri dari akalnya,
melainkan yang lebih utama harus waspada terhadap gangguan ghaib yang jahat !
Demikian tulisan ini kami buat, semoga bermanfaat bagi
setiap pribadi yang membacanya, amien.
Jika anda melakukan Tahajud dengan
hati yang tulus, semoga hadirat Nur Illahi dapat anda buktikan. Amien.
“SEMUA TERSERAH ANDA !”
Ya” Ukhty ya Akhuya”…… Inilah sebagian pengalaman ana dan para Sahib”……yang sefaham danyang sepenuhnya.
Tolong
mengkaji dengan benar, sedetil-detilnya dan dengan pengantara Injil.
Yang antuma kumpulkan…..yang selama ini…. Menjadi pertentangan
yang bagi antum yang tidakfaham dengan isi AlQuran dengan benar dan yang paling
prinsip antum”…..Yang beranggapan Injil tidak benar.
Coba baca
Injil pasti tergambar dalam AlQur-an, yang selama ini oleh karena Dadjal
menutup Mata hati, maka tidak terlihat.
Dengan
ini utamakan singkirkan Dadjal….dan jangan antum marah………dengan penjelasan
inidan jangan disepelekan”
Dengan
hati ikhlas antuma bersedia menjawab semua pertanyaan antum”…………………….. ,
danbagi yang ingin memiliki Tulisan ini, cantumkan nama serta alamat lengkap,
kirimkanmelalui (sms) hp : ---------------------- ----------------------9-7
Syukran kathir…ma assalamah ihlal liqha….Taufiqh wall hidayah”
Syukran kathir…ma assalamah ihlal liqha….Taufiqh wall hidayah”
Wassalam alaikm wr”wb…..Kullu fi jannah,
Asgf/Ahdr/Sahib.
.
Bacalah tulisan ini sekali lagi, dari awal sampai akhir . .
Ket :
Tulisan ini disusun berdasarkan pengalaman nyata kami.
Lamanya masa pengkajian pribadi, lebih dari lima belas
tahun.
Jumlah asli tulisan ini yang kami buat secara rinci – pass seribu babKami sajikan hanya sebagian kecil saja, untuk menghindari rasa jenuh pembaca.
Karena itu mohon maaf kalau tidak ber-urutan.
Ref : Al Qur-an Terjemahan resmi Dept
Hadits Shahih Bukhari
Alkitab keluaran Lembaga Alkitab Indonesia cetakan 1970 ( eja-an lama – masih memakai istilah Arab )
Judul Tulisan : “Surat Terbuka”
Disarankan diwaktu mengkaji harus disertai Kitab-kitab sesuaiRef, bagi mereka yang lancar membaca tulisan Arab serta mengartikannya, lebih baik mempergunakan Al Qur-an tanpa terjemahan.
Mintalah
Hikmat Kepada Allah maka akan lebih mudah memahami Bahasa Qur-an. Hanya “Akal sehat dengan
didasari fitrah diri” maka dapat menerima kenyataan adanya kebenaranInjil yang tersembunyi di Al
Qur-an.
Jika sampai saat ini masih ada orang yang berdebat soal Agama,berarti orang – orang tersebut hanya tahu Kitabnya masing – masing !
.
Karena sifat manusia,
Karena sifat manusia,
“Aku’lah yang paling benar!”
.Iman mu menyelamatkan mu !
Copyright © 2007 Pribadi !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar