Jumat, 18 Mei 2012

SURAT TERBUKA (Bagian 3/Akhir)


tidak dapat di pahami apabila yang mengkaji tidak membaca Injil Kristus.

Sebab ayat Mutasyaabihaat tidak dapat mengambil pelajaran, karena  dapat menimbulkan fitnah, kecuali hanya orang yang berakal.
Karena itu gunakan akal untuk mencari Injil yang merupakan sejarah (Ilmu pengetahuan) !

Hal itu sudah di ingatkan di dalam Al Qur-an Q. 3:7

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mu- tasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

Oleh karena itu Allah dalam FirmanNYA di Q.5:68 

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.

sudah menghimbau kita semua (“kamu”) agar membaca Taurat dan Injil.

Dimana Firman Allah di ayat tersebut mengandung suatu himbauan tersamar kepada semua Ahli Kitab apapun golongannya untuk membaca Taurat dan Injil, dan apabila melalaikan himbauanNYA maka para Ahli Kitab dan kita (“kamu”) tidak dipandang beragama sedikitpun !.

Di sebabkan manusia meremehkan ajaranNYA, dan karena Allah Maha Tahu, oleh karena itu ayat di Q.19:71,

Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.

menyimpulkan kembali apa yang pernah disabdakan Yesus Kristus  (diInjil).

Akan tetapi disajikan untuk pembaca dimana bunyi dari ayat tersebut sudah bermakna sebuah hukuman.

Dan jika diperhatikan dengan cermat ayat tersebut (Q.19:71),

Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.

tersirat bahwa ada sosok (Tuhanmu) yang pernah memberikan  ancaman  (hukuman mutlak), apabila melalaikan sesuatu nasihat atau perintahNya !

Dimana ayat tersebut seperti kebalikan dari sabda Yesus Kristus (Tuhannya orang Kristen) di Markus 16:16.

Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.

Sehingga ayat di Q.19:71 

Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.

diturunkan untuk memberikan lagi peringatan keras kepada semua manusia terutama mereka yang sedang membaca Al Qur-an, dengan bernada vonis ancaman !

Di mana kita sangat meyakini Al Qur-an adalah kebenaran Firman Allah, yang tidak bisa diremehkan !

Ironisnya mengapa kita semua orang Mu’min, disaat membaca dan sambil mengkaji ayat–ayat Al Qur-an, apabila mendapati ayat yang berbunyi “ancaman” , kemudian kita tetap tidak menyadarinya ?

Hal itu tidak bisa dipersalahkan, karena kita orang Mu’min pada umumnya tidak pernah tahu duduk permasalahan sebenarnya., oleh karena tidak pernah membaca sebagai nara sumbernya yaitu Injil Kristus.

Di mana sifat manusia apabila tidak merasa berbuat salah, maka tidak akan takut terhadap ancaman.

Keadaan itu tanpa disadari menjadi sebuah dilema dari generasi ke generasi hingga saat ini.

Hal tersebut tidak perlu diherankan, karena sejak pertama Al Qur-an diturunkan di jazirah Arab, Rasul Muhammad sudah mengeluh kepada Tuhan tentang Umatnya yang meremehkan Al Qur-an.
Hal tersebut tertulis di Q.25:30 yaitu; 

Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an itu sesuatu yang tidak diacuhkan".

Oleh Karena Allah Maha Tahu, maka Al Qur-an diturunkan, tidak lain hanyalah Pelajaran, Kitab yang memberi penerangan dan peringatan untuk MEREKA semua yang tetap kafir terhadap Yesus Kristus, sejak itu.
Oleh sebab itu begitu pentingnya ayat di Q.5:68,

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.

mengapa kita selalu harus berdalih tentang ayat ini !

Dimana bunyi ayat Q.5:68 yaitu ;Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran–ajaran Taurat, Injil dan Al Qur-an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu”. Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu. ( Al Qur-an terjemahan Dept. Agama RI. Jakarta 1984 ).

Ayat tersebut (Q.5:68) sangat jelas isinya, dimana Allah melalui malaikat Jibril berpesan kepada Rasul Muhammad dengan perintah yaitu : “katakanlah”. 
Jadi sungguh jelas bahwa di zaman itu, pesan tersebut terutama ditujukan kepada semua ahli Kitab apapun agamanya, agar menegakan kembali pesan / ajaran-ajaran yang ada didalam Kitab-kitab tersebut.

(Dimana “ajaran-ajaran” mempunyai arti lebih dominan berhubungan dengan “akhlak” / perbuatan )

Hal itu disebabkan, 
di zaman itu makin banyaknya orang-orang yang melanggar hukum Taurat, yaitu 10 perintah Allah yang ada dalam Kitab tersebut, dimana perbuatan / akhlak mereka sudah menyimpang dari ajaran-ajaran Taurat.

Sehingga melalui para Imamnya, perlu diperingatkan kembali untuk ditegakkan.

Dan begitu pula selanjutnya, setelah Injil diturunkan, di zaman itu makin banyak juga orang-orang pemegang Injil tetap berbuat kejahatan, yang berarti melanggar hukum kasih yang diajarkan “Yesus Kristus” di dalamnya.

Dengan demikian orang-orang tersebut telah mengabaikan peringatan “Yesus Kristus” yang ada tertulis di Injil Matius 7:21-23.

Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua", maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?" Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.

Dimana ayat tersebut menggambarkan bahwa hidup mereka (Nasrani) akan sia sia karena tetap berbuat kejahatan walaupun mereka menyebut / meng Imani Yesus Kristus sebagai Tuhannya !.

Sehingga melalui para Imam, dan semua pemegang Injil , perlu di peringatkan kembali untuk ditegakkan.

Oleh sebab itu begitu pentingnya kalimat pertama di ayat Q.5:68,

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.

dimana Rasul Muhammad pada zaman itu diperintahkan oleh Allah untuk “mengatakan” sebuah peringatan kepada pemegang Kitab Taurat dan Injil, supaya mereka menegakkan kembali ajaran-ajaran yang terdapat pada Kitab-kitab tersebut yang mereka Imani

Begitu pula bagi kita umat Mu’min dengan Kitab Suci Al Qur-an yang merupakan Kitab terakhir, setelah Kitab Taurat dan Injil, mengapa kita diajarkan agar meng-Imani Kitab-kitab sebelumnya dan berikut Nabi-nabinya, bagaikan kaum Nasrani pemegang Injil, harus meng Imani Kitab sebelumnya yaitu Kitab Taurat.

Kalau kita berpikir tentang kenyataannya yang terjadi pada diri kita bahkan hampir semua umat Mu’min.

Bagaimana mungkin kita bisa meng-Imani Kitab-kitab sebelumnya, apalagi menegakkan ajaran-ajaran yang ada di-dalamnya ?

Sedangkan untuk membaca Kitab tersebut saja, kita tidak mau dengan berbagai alasan !

Ironisnya jangankan kita untuk membaca Injil, sedangkan yang merupakan nara sumber satu-satunya yaitu“Yesus Kristus”, hanya namaNya saja sudah dibenci, apalagi untuk membaca Injil dan meng-Imaninya!

Jadi untuk meng-Imani Injil tidaklah mungkin dilakukan oleh umat Mu’min !

Hal tersebut tidak mengherankan karena “Allah Maha Tahu”, oleh karena itu Allah sendiri dengan tegas mengatakan tentang sesuatu hal yang akan terjadi di kemudian hari sejak awal Al Qur-an diturunkan kepada Rasul Muhammad, yang dijelaskan tertulis pada kalimat terakhir dalam Q.5:68.

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.

Allah berkata, yaitu: . . .....…Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan  dan kekafiran kepada kebanyakan mereka; .….. . (ket; “Durhaka beda dengan Kafir”)

Perlu kita “ingat”, apabila manusia hanya menyimpang dari ajaran Kitab Suci maka manusia tersebut tidak dipandang beragama, akan tetapi apabila manusia tanpa bukti sudah berani menyangkal / mengingkari isi dari Kitab Suci pasti manusia tersebut tanpa disadarinya telah melakukan kedurhakaan . 

Ayat di Q.5:68,

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.

menegaskan:…“akan menambah  kedurhakaan  dan  kekafiran kepada kebanyakan mereka…..

Kenyataannya sekarang jumlah manusia yang telah mengingkari  atau  menyangkal keabsahan Taurat dan Injil lebih banyak dari pada jumlah manusia zaman dulu yang hanya menyimpang dari ajaran-ajaran Kitab tersebut.

Dengan demikian Q.5:68 

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.

sudah menggambarkan apa yang akan terjadi kelak’ setelah Al Quran  diturunkan.

Jadi 
di zaman itu Q.5:68 

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.

sudah memprediksi kedepan tentang keadaan mereka sebagai generasi penerus yang akan membaca Al Qur-an, dimana hal tersebut bisa dibuktikan dengan realita yang ada disaat sekarang ini.

Yaitu;Tanpa disadarinya oleh hampir setiap pribadi pemegang Al Qur-an, dengan tanpa adanya bukti yang sah’ ( artinya fitnah ) telah berani menyangkal keabsahan” Kitab Injil / Taurat (Alkitab) yang ada sekarang ini.

Kenyataan itu disebabkan, mereka dari generasi ke generasi disaat mengkaji 
Al Qur-an tanpa disadari telah terjebak oleh ayat-ayat Mutasyaabihaat, walaupun sudah ada peringatan di Q.3:7.

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mu- tasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

Hal itu membuat mereka merasa tidak perlu lagi membaca Injil.
Sehingga tanpa disadari, hal sepele itulah penyebab kesalahan yang sangat “
FATAL” !
Mengapa hal itu bisa terjadi ?

Karena sifat manusia umumnya merasa “Akulah yang paling benar ”!, sehingga tidak peduli akan“himbauan”.

Dimana ayat Q.5:68 

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.

termasuk Mutasyaabihaat (samar-samar), sehingga kebenarannya tersembunyi! Q.3:7

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mu- tasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

Oleh karena itu apabila “himbauan tersamar” di Q.5:68 

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.

diremehkan, maka dikemudian hari akan berakibat buruk seperti yang sudah di jelaskan sejak awal Al Qur-an diturunkan, yaitu bertambahnya kedurhakaan dan kekafiran, hal itu terbukti sekarang banyak yang kafir terhadap sabda Isa, yang tidak lain adalah:Injil Kristus.

Di zaman sekarang, sekalipun Nasrani, apabila tidak pernah membaca / mendengar ayat Injil, maka merekapun bisa terbilang mulai kafir  terhadap  “Firman Allah”.

Saat ini, orang-orang Nasrani karena godaan kedunia’an, mulai banyak yangmeninggalkan / kafir terhadap Tuhannya (Yesus Kristus), hal itu membuat bertambahnya “kekafiran”, hal tersebut tidak perlu diherankan!

Sebab keadaan mereka yang sedemikian itu, sudah di prediksikan dengan tersamar di
 Q.5:68 

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.

pada kalimat terakhir ;….. akan bertambahnya  kedurhakaan  dan kekafiran dari kebanyakan mereka………………

Termasuk yang manakah? mereka yang berani menyangkal keabsahan  Injil bahkan tidak mau menyentuhnya.
Jadi kalau anda sudah memahami kesimpulan diatas, sungguh jelas isi dari ayat-ayatAl Qur-an di dalamnya sungguh sempurna bagi setiap orang yang mengkaji dengan akalnya, yang disertai membaca Injil Kristus.

Jika Al Qur-an dikaji dengan benar, maka kebenaran yang tersembunyi  dari ayat“mutasyabihat” akan nyata, bertujuan menyempurnakan pikiran para “pembaca yang berakal dan berjiwa besar” untuk intro'speksi diri.

Dimana Al Qur-an dan Kitab-kitab terdahulu dengan pasti dibaca oleh kita yang masih hidup di alam dunia.

Karena semua ayat Al Quran jelas hanya penuh dengan ancaman neraka kelak bagi orang-orang kafir !

Oleh karena itu ayat-ayat Al Qur-an apabila dibaca oleh "orang kafir”, maka orang-orang kafir masih ada kesempatan untuk intro'speksi diri agar bertobat, supaya lebih sempurna lagi terhadap ajaran-ajaran yang terlebih dahulu telah mereka ketahui, sehingga Al Qur-an jelas berisi peringatan untuk mereka yang “kafir” !

Dimasa itu, ancaman tersebut jelas ditujukan untuk orang Nasrani yang mulai kafir terhadap Firman Allah yang terdapat diInjil, dimana mereka yang mengaku Nasrani, mulai melupakanInjilnya untuk dibaca !

Ironisnya kalau kita perhatikan tidak satupun ayat Al Qur-an yang mengancam orang durhaka !

Hal itu tidak perlu diherankan, sebab “Allah Maha Tahu” bahwa orang-orang durhaka semasa hidupnya sangat sulit bertobat dari kedurhakaannya, hal tersebut secara tersamar Al Qur-an sudah menggambarkan bahwa orang durhaka yang semasa hidupnya tetap berkeras hati, kelak tergolong orang yang merugi.

Maka Q.38:62

Dan (orang-orang durhaka) berkata: "Mengapa kami tidak melihat orang-orang yang dahulu (di dunia) kami anggap sebagai orang-orang yang jahat (hina).

& Q.11:119 

Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.

menegaskan; hanya orang durhaka yang ada dineraka, bukannya orang kafir !

Jadi Q.19:71 

Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.

bisa disimpulkan dengan jelas, bahwa yang mendatangi neraka itu orang-orang durhaka saja !

Oleh karena itu Q.19:71 

Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.

dikalimat terakhir ditegaskan dengan;….. suatu kemestian yang sudah ditetapkan.

Sekali lagi”, jika anda sudah memahami kesimpulan diatas, akan menyimpulkan; bahwa Kitab Al Qur-an bersifat universal (umum), maka sejak awal pertama boleh dibaca oleh umat manusia apapun keyakinannya.

Oleh karena itu Al Qur-an hanyalah pelajaran dan berisi penerangan bagi pembaca. (Q.36:69)

Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Quraan itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.

Akan tetapi apabila bagi orang yang asal membaca saja, maka kelak akan menjadi orang-orang yang merugi !

Jadi semua Kitab tidak dapat dipersalahkan, hanya manusia saja yang tidak menyadari bahwa sejak awal “Adam Hawa jatuh dalam dosa karena syaitan”, seterusnya syaitan akan menipu manusia agar lebih berdosa.

Oleh sebab itu kita harus introspeksi diri, apakah kelak menjadi “orang beruntung atau orang yang merugi” !

Jadi begitu pentingnya kita mengkaji ayat-ayat Al Qur-an, dimana segala sesuatu materi yang dikaji akan mendapatkan hasil yang teliti dan terperinci dari materi yang telah selesai dikaji.

Jadi yang namanya mengkaji pasti ada laporan, hasilnya : baik atau buruk.

Setiap kwalitas hasil dari pengkajian, tergantung dari akal / pikiran orang yang bersangkutan, dan keberadaan dari kelengkapan materi pendukung serta Ilmu yang berhubungan dengan materi yang dikaji.

Hal itu sangat penting guna mendukung kelancaran dan ketepatan pada saat pengkajian dilakukan.

Begitu pula bagi kita, agar lebih mudah dalam mengkaji ayat-ayat Al Qur-an secara pribadi, kita harus mempunyai bekal ilmu pengetahuan  (sejarah) yang lengkap, serta Kitab-kitab yang berhubungan.

Apabila kita tidak mempunyai bekal Ilmu pengetahuan, maka akan sulit sekali bahkan tidak akan mengerti misteri Allah yang ada didalam Al Qur-an itu sendiri.

Yang dimaksud Ilmu pengetahuan disini, tidak lain adalah membaca Kitab terdahulu yaitu Taurat dan Injil.

Jadi jelas begitu pentingnya Kitab Taurat dan Injil untuk di baca, sebagai penambah Ilmu pengetahuan.

Sebab Kitab Injil dan Taurat berisi pengetahuan tentang sejarah kisah semua Nabi-nabi secara rinci’.

Oleh karena kita, bahkan hampir semua orang Mu,min mengatakan Al Qur-an inti sari dari Taurat dan Injil.

Pendapat itulah yang membuat hapir semua orang Mu’min merasa tidak perlu lagi membaca Taurat dan Injil!

Sedangkan mengkaji Al Quran tanpa membaca Kitab Taurat dan Injil maka dapat dipastikan tidak akan mendapatkan pemahaman yang hakiki, sehingga dapat menimbulkan prasangka yang tidak mendasar.

Tetapi kenyataannya saat ini telah banyak orang yang ragu akan “keabsahan”  Al Kitab, yaitu Taurat dan Injil sehingga hampir semua orang Mu’min dapat dipastikan menolak membacanya.

Oleh sebab itu kalau kita berpendapat Injil yang ada sekarang sudah tidak asli (katanya’ ajarannya sudah diselewengkan), sehingga kita tidak mau membacanya, hal itu sangat memprihatinkan sebab tidak masuk akal.

Pendapat itulah yang harus kita tanyakan pada diri kita sendiri; Apakah saya sudah melihat yang“aslinya”?

Hal itu tidak perlu diherankan, karena Allah Maha Tahu keadaan itu sudah tergambar di dalam Al Qur-an , yaitu Q.22:3 >: 

Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang jahat,

Bahwa manusia pasti akan membantah tentang Allah tanpa Ilmu pengetahuan, sehingga mengikuti bisikan syaitan yang jahat.(ayat ini merupakan “peringatan”, pengertiannya harus dicerna dengan “akal”).

Jadi Q.22:3 

Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang jahat,

tersirat bahwa begitu pentingnya membaca Injil yang merupakan Ilmu pengetahuan, supaya manusia punya pegangan dalam pendapat pribadinya, sehingga tidak mudah terpengaruh dari bisikan-bisikan syaitan yang jahat. ( bisikan-bisakan yang jahat (fitnah), bisa melalui manusia yang ada penyakit dalam hatinya )

“Perhatikan”!

Sangat penting dipahami penjabaran dibawah ini;

Dimana Nabi Isa dalam Al Qur-an dikisahkan dengan tegas sebagai Nabi pembawa Injil.

Sedangkan Injil sudah ada 500 tahun sebelum Al Qur-an, yang mana  Injil adalah sabda dari “Yesus Kristus”.

Oleh karena dalam sejarah kehidupan manusia di dunia, tidak ada satupun  manusia yang pernah hidup dan meninggalkan dunia,  nama  aslinya telah berubah !

Begitu pula tidak ada satu ayatpun dalam Al Qur-an yang menyatakan dengan tegas bahwa nama Nabi Isa adalah nama dari Yesus Kristus  di Injil !

Jadi sungguh jelas, bahwa nama Nabi Isa dalamAl Qur-an adalah nama samaran dari Yesus Kristus !

Oleh karena nama “Isa” adalah samaran, sehingga kisah semua tentang Nabi “Isa” tidak jelas / samar-samar.

Oleh karena itulah ayat-ayat Al Qur-an yang mengisahkan tentang Nabi Isa, ditegaskan tergolong ayat “Mutasyaabihaat”!

Hal itu’lah yang mengharuskan para pembaca Al Qur-an mengkaji dengan teliti, sebab kisah tentang Nabi Isa digambarkan hanya sebagai sosok manusia biasa saja yang tidak bercela.

Dimana kisah asal usul Nabi Isa dalam Al Qur-an mengacu pada sosok ibuNya, dengan kalimat; Al Masih ’Isa Putra Maryam !

Oleh karena 
nama Isa dalam Al Qur-an sosok manusia biasa saja, maka tidak bisa disalahkan kalau hampir semua orang para pembaca Al Qur-an memandang Nabi Isa hanya dari sudut duniawi, sebatas manusia saja.

Ironisnya kalau orang menuduh Maryam melahirkan Isa karena hasil hubungan badan (seperti layaknya manusia ), maka orang yang telah menuduh dianggap dusta, sehingga tergolong kafir terhadap Isa. (Q.4:156)

an karena kekafiran mereka (terhadap 'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),

Oleh karena itu, siapa Nabi Isa itu yang sesungguhnya ?

Dan kalau nabi Isa manusia biasa, mengapa tidak ada satu ayatpun yang jelaskan dengan tegas siapa Bapaknya?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut sesungguhnya supaya kita pembaca berpikir, disinilah menunjukan bahwa hanya orang berakal yang dapat mengambil pelajaran dari ayat “Mutasyabihat”.

Sedangkan Injil adalah hasil catatan yang dikumpulkan dari perkataan  Yesus Kristus sendiri, dimana Yesus mengatakan di ayat Injil Yahya 6 :39 

Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.

yaitu; Tetapi inilah kehendak Bapak yang menyuruh Aku : Supaya dari pada segala sesuatu yang dikaruniakannya kepadaku, tiada  Aku  hilangkan barang apapun, melainkan Aku akan menghidupkan dia pada hari kiamat. (sumber text Injil cetakan 1971)

Kalau dilihat dari pengakuan Yesus di ayat tersebut, jadi jelas siapa Yesus Kristus sebenarnya !

Oleh karena pengakuanNya maka jelas bahwa “Dia Illahin Naas, hal ini’lah yang kebanyakan orang tidak mengetahuinya, karena tidak pernah membaca Injil Kristus !
Akan tetapi kenyataannya, kita dan para pembaca Al –Qur-an terpaku begitu saja dengan penjelasan yang ada di ayat Q.19:17;

Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.

bahwa Isa terjadi dari Roh Allah, sehingga tidak terpikir apa tujuan dari kejadian itu ?
Dari hal itu semua jelas, bahwa kisah kehidupan Yesus Kristus yang tertulis di dalam Kitab Injil, kemudian ditegaskan dalam Al Qur-an dengan gambaran bahwa Nabi Isa hanya sosok seorang Nabi pembawa Injil.

Maka dengan demikian tokoh Yesus Kristus di Injil diceritakan lagi di Al Qur-an sudah disamarkan dengan Isa.

Sehingga kisah Yesus Kristus di Al Qur-an tertulis bukan dengan sebenarnya, maka kisah Nabi Isa menjadi samar-samar juga, artinya dengan pasti alur kisahNya tidak sama terperinci seperti di dalam Injil.
Itulah sebabnya ayat tentang kisah Nabi Isa tergolong ayat “Mutasyabihat

Oleh sebab itu, Allah melalui FirmanNYA di Q.3:7 

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mu- tasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

memperingati pembaca; bahwa ayat samar-samar disebut "Mutasyabihat",  bisa untuk menimbulkan fitnah dari pembaca. ( Terjemahan Al Qur-an Dept Agama RI cetakan 1984 )

Dengan kenyataan itu, bahwa kisah Yesus Kristus dalam Al Qur-an  bukan diceritakan yang sebenarnya, walaupun demikian hal itu bukannya berarti kisah Isa di Al Qur-an untuk memfitnah Yesus Kristus di Injil !

Akan tetapi oleh karena ; 
“Allah Maha Tahu”, bahwa Nama Yesus Kristus  telah dibenci tanpa ada sebabnya.

Walaupun NamaNya hanya terdapat di Injil, tetapi kenyataannya sejak zaman dahulu sampai kini Nama tersebut dibenci oleh orang yang tidak memiliki Injil bahkan menyentuhnya pun tidak pernah.

Begitu pula dimana Injil telah tersebar dan nama Yesus tersiar di jazira Arab sebelum Al Qur-an diturunkan, kebencian tersebut tetap berlanjut hingga saat ini.

Jadi di zaman itu sejak awal Al Qur-an diturunkan di jazira Arab, merupakan sebuah Kitab pelajaran yang memberikan penerangan(Q.36:69),

Segolongan dari Ahli Kitab ingin menyesatkan kamu, padahal mereka (sebenarnya) tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak menyadarinya.

supaya semua orang mengenal Yesus Kristus ( juru selamat manusia)  tidak secara langsung, melainkan penyampaiannya secara bertahap dengan disamarkan memakai nama Isa, yang diterangkan sebagai Nabi pembawa Injil, hal itu untuk menghindari rasa anti pati dari pembacanya.

Oleh karena itulah tidak akan mungkin nama tokoh yang ada dalam  Injil ditulis dengan nama asliNya yaitu Yesus Kristus,  sebab  nama  tersebut mengandung Kharisma keIllahian yang dibenci oleh roh dajal !

Disinilah harus kita ketahui dan benar-benar dipahami; Dimana Kitab suci berhubungan erat dengan Tuhan, yang tidak lain adalah keIllahian.
Tuhan adalah Roh, dan dalam alam roh / ghaib begitu pentingnya bunyi / sebutan dari sebuah nama.

Oleh karena dalam hal keyakinan apapun, sebutan dari sebuah “Nama”  sangat penting tidak boleh keliru!

Hal ini perlu dipahami; Tidak’lah mungkin seseorang berdo’a salah menyebut  nama sosok yang diyakini.

Maka, tidak mengherankan, jika setiap orang yang tidak hati-hati membaca kisah Nabi Isa dalam Al Qur-an, bisa dipastikan orang tersebut akan memfitnah Kodrat keIllahian yang ada di dalam nama asli “Yesus Kristus” yang diberikan langsung oleh Allah sendiri ! ( Injil Lukas 1 : 26 – 31 )

Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.

Karena Nabi Isa hanya dijelaskan pembawa Injil, jadi Al Qur-an bukan berisi sabda dari Nabi Isa itu sendiri!.

Maka untuk mengetahui lebih jelas apa yang pernah disabdakan oleh Nabi Isa langsung, maka baca’lah Injil !

Jadi jelas, kalau pembaca Al Qur-an sudah membaca Kitab Injil , maka akan bisa memahami arti dari sebuah “Nama”, sehingga pendapat para pembaca; tidak akan mungkin menyamakan Nabi Isa dengan Yesus Kristus.

Sebab nama “Isa” bukan dari sudut pandang sosok sifat keilahian yang ada pada Yesus Kristus seperti di Injil, jadi nama Nabi Isa hanya gambaran  dari sudut pandang kemanusian biasa dari Yesus Kristus.

Jadi tidak akan mungkin ada ayat Al Qur-an yang menyatakan dengan tegas bahwa Isa disalib, bahkan akan datang kedunia membangkitkan orang mati di hari kiamat, karena yang berhak atas semua itu didalam nama Yesus Kristus.

Karena dasar dari hal itu tidak dipahami oleh hampir semua pembaca Al Qur-an, jadi tidak akan mungkin mendapatkan adanya titik temu tentang kisah penyaliban Yesus Kristus di Injildengan cerita tentang penyaliban Nabi Isa yang ada di Al Qur-an.

Karena keyakinan Yesus Kristus disalib suatu yang sakral dalam Iman kaum Nasrani yang kisahNya tertulis di Injil.

Setelah 500 tahun kemudian, karena Al Qur-an memakai gambaran  Yesus Kristus dengan nama Nabi Isa, karena hal itu’lah maka Al Quran  tidak mungkin menyatakan Nabi Isa disalib sesuai dengan Injil.

Akan tetapi Al Quran dengan benar menceritakan keadaan pendapat  orang-orang kafir yang dengki terhadap Yesus Kristus di zaman itu.

Kesimpulannya, Al Quran mengisahkan pendapat tentang penyaliban  Yesus, yang dikenal dengan nama nabi Isa, dimana ceritanya sesuai dengan keadaan di zaman itu.

Sebab keadaan orang-orang di zaman itu, ada yang yakin dan ada yang tidak yakin tentang kisah penyaliban tersebut, sehingga dalam Al Quran orang yang tidak yakin terbilang kafir terhadap  Isa (gambaran  Yesus)

Coba kita teliti kembali ayat tentang
penyaliban Nabi Isa di:
Q.4 :156-157.

Dan karena kekafiran mereka (terhadap 'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

.Untuk lebih jelas hubungi alamat di bawah ini :


Al Qur-an surat 4.AN NISAA’ ayat 156 : 

Dan karena kekafiran mereka (terhadap 'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),

 > (tanda koma adalah indikasi hubungan dengan ayat selanjutnya, diawali huruf kecil )

Ket:
1 - Jelas kalau kita perhatikan di ayat tersebut bahwa  “mereka” adalah  orang yang kafir terhadap Isa !

2 - Jadi siapa yang ter bilang kafir terhadap Isa ? Yang pasti bukan kaum Nasrani maupun Muslim !

3 - Coba kita lanjutkan ayat berikutnya dengan indikasi di ayat 157,  bahwa “mereka” (orang kafir) !

Al Quran surat 4.AN NISAA’ ayat 157 : 

dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

Ket :Kalau kita meyakini Al Qur-an Wahyu / perkataan Allah disampaikan oleh Jibril , maka jelas isi dari Q.4:157 adalah bukan pendapat Allah yang mengatakan “di serupa kan dengan ‘Isa”, melainkan jelas pendapat tersebut sumbernya dari ucapan mereka orang-orang yang kafir terhadap Isa ( gambaran Yesus) di zaman itu !

Karena Allah Maha Tahu maka di zaman itu diturunkan ayat tersebut untuk menjabarkan keadaan ucapan yang keluar dari mulut orang kafir yang mempunyai penyakit dalam hatinya.

jadi sejak saat itu makna ayat tersebut merupakan suatu peringatan kepada semua orang didunia, agar waspada jangan terpengaruh tipu muslihat orang yang kafir terhadap Isa(gambaran Yesus)

Jadi jelas kalau kita perhatikan Q.4 156 

Dan karena kekafiran mereka (terhadap 'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),

walaupun isinya singkat tetapi diakhiri dengan tanda koma, yang berarti masih berhubungan erat dengan ayat berikutnya, dimana ayat berikutnya diawali kata-kata pembuka : dan “karena ucapan mereka”, hal ini ber tujuan agar pembaca lebih mudah dan jelas membedakan bahwa isi ayat 157,

dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

Jibril menyampaikan  ucapan mereka yang kafir ”, intinya : diserupakan dengan Isa  bagi mereka !”

Dengan demikian jelas kata-kata “bagi mereka”menunjukan cerita tersebut tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, karena sumbernya dari mereka yang kafir terhadap Yesus Kristus dizaman itu , dan mereka bukan saksi hidup, sebab disaat Al Qur-an diturunkan peristiwa penyaliban sudah 500 tahun berlalu.

Dimana mereka adalah keturunan dari orang-orang Yahudi yang leluhurnya tidak mau mengakui Yesus berasal dari Allah (Roh Allah menjelma jadi manusia, tergambar di Q.19:17).

Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.

Oleh karena dari awal leluhur mereka tidak mau mengakui asalnya  Yesus, akan tetapi kenyataannya Yesus membuktikan diriNya kembali ke Surga setelah bangkit dari kuburNya(tergambar di Q.19:33),

Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".

dengan demikian leluhur merekamengarang cerita bahwa "Yesus tidak disalib tetapi di serupai" (tergambar di Q.4:156-157).

Dan karena kekafiran mereka (terhadap 'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

Cerita tersebut untuk membantah kebangkitan Yesus dari kuburNya, hal itu jelas dimana Yesus wafat sebagai anak manusia di kayu salib, maka disaat ini setiap orang yang percaya terhadap cerita bohong tersebut, berarti orang tersebut termakan tipu muslihat orang kafir, akibatnya mereka beranggapan seperti mereka di zaman itu, katanya Yesus Kristus tidak bangkit.

Sebab kalau kita lihat sejarah dalam Injil, maka dari makna ayatQ.4:156-157 

Dan karena kekafiran mereka (terhadap 'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

bisa terjawab akan tipu muslihat orang kafir yang bertujuan supaya  orang - orang di zaman itu terpengaruh agar menyangkal Kebangkitan  Yesus Kristus dari kuburNya.
Sehingga orang-orang di zaman itu yang terpengaruh mereka berpendapat:  bagaimana mungkin ada kebangkitan sedangkan disalib saja tidak pernah !

Oleh karena ayat selanjutnya Q.4:158 

Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat 'Isa kepada- Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

hanya memberikan penegasan secara ringkas, bahwa Nabi Isa diangkat Allah saja (isi yang hakiki dariQ.4:158 : "bukan diangkat untuk diselamatkan agar terhindar dari penyalib'an")..

Jadi karena ringkasnya isi dari ayat selanjutnya (Q.4:158),

Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat 'Isa kepada- Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

maka banyak para penafsir yang tidak mau membaca Injil Kristus berpendapat bahwa nabi Isa dihindari dari penyaliban, berarti orang tersebut tanpa sadar mendukung "ucapan orang-orang yang kafir terhadap Yesus" di zaman itu, seperti di Q.4:157.

dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

Yaitu bermaksud membantah kebangkitan Yesus Kristus..

Hal tersebut tidak mengherankan sebab sekarang ini keadaan dari pendapat orang-orang tersebut sudah diprediksikan sejak Al Quran  diturunkan dizaman itu, terdapat dalam Firman Allah diQ.22:3, 

Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang jahat,

Jadi jelas keadaan sekarang bahwa pendapat mereka akibat tanpa membaca Kitab terdahulu yang merupakan Ilmu Pengetahuan sejarah, dan yang lebih penting dalam ayat diQ.22:3 

Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang jahat,

pada kalimat terakhir, tergambar bahwa sekarang ini mereka tanpa sadar di halangi ghaib, sehinggah terpengaruh kekuatan ghaib jahat yaitu "roh dajal /syaitan"..

Oleh karena itu "Akal" yang dapat menerima kenyataan, sebab segala sesuatu yang dipengaruhi ghaib tidak dapat diterima akal manusia.

Kami mau ingatkan bahwa hal itu sudah ditegaskan (di Q.22:8)

Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya,

dengan tersamar agar orang harus membaca Injil, sebab sangat beralasan dengan ditegaskannya di Q5:46 

Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan 'Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.

bahwa Kitab Injil di dalamnya ada petunjuk dan cahaya..

Jadi perlu kita ketahui, dimana kisah di Injil, dari mulai Yesus Kristus  disalib sampai kebangkitanNya dari kubur kemudian terangkat naik ke Surga, kisah tersebut cukup rinci sehingga panjang sekali. .

Maka dapat disimpulkan karena Allah Maha Tahu bahwa di tempat asalnya jazirah Arab dimana Kitab-kitab Allah diturunkan orang-orang di zaman itu sudah banyak yang membaca Injil, sehingga karena Allah Maha Tahu maka Al Qur-an dalam ayat-ayatnya diturunkan cukup dengan ringkas dan tegas, agar semua orang yang membaca Al Qur-an hanya tinggal mencerna saja dengan akalnya supaya tidak terpengaruh dari tipu muslihat orang-orang yang kafir terhadap Yesus di zaman itu.

"Penjelasan" : Dimana kebangkitanNya merupakan pembuktian diriNya, agar semua orang akan sadar "Siapa Dia sesungguhNya!" .

Hal tersebut sudah dikatakanNya saat Dia hidup di dunia sebagai anak manusia, terdapat di Injil Yahya.14:11,

Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

dimana makna dari ayat Injil Yahya.14:11 tersebut menyimpulkan bahwa diwaktuYesus masih dialam dunia, segala mu'jizat besar yang dilakukanNya supaya orang-orang berfikir akan perbuatan itu, sehingga setiap orang menjadi ingin tahu" Siapa DiasesungguhNya ?", dan segala mu’jizat tersebut tidak pernah dilakukan oleh siapapun manusia yang pernah hidup di dunia ini, penjelasan hal tersebut tergambar dengan tersamar di Q.3:49.

Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu'jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.

Dimana mu’jizat di ayat tersebut dijelaskan seizin Allah, hal itu supaya pembaca berpikir akan tanda-tanda mu’jizat yang dilakukanNya, mengapa tidak ada nabi siapapun dalam Kitab Suci yang diizinkan Allah untuk melakukan mu’jizat besar tersebut ?

Jadi siapa “Dia” itu ?

Oleh karena Q.4:157 

Dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

kisah tentang Nabi Isa, maka jelas ayat tersebut termasuk samar-samar “Mutasyabihat”, jadi kalu kita tidak hati-hati mengkajinya maka kita akan mengikuti “ucapan mereka yang kafir” itu .

Sedangkan di Q.19:33-34.

Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.

di ayat ini hanya menggambarkan pengakuan Isa dibangkitkan kembali, dan ayat 34 menjelaskan orang akan berbantah-bantahan tentang kebenarannya, ayat 34 ini gambaran Injil Lukas.2:34.

Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan

Jadi gambaran dari ayat-ayat tersebut, apakah kita mau percaya nara sumbernya yaitu tergambar Q.19:34?,

Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.

dan apakah kita mau percaya “karena ucapan mereka yang kafir” yang tergambar di Q.4:157 ?

Dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

Itu’lah ayat-ayat yang merupakan petunjuk yang kita dapatkan dalam Al Qur-an, sekali lagi diingatkan bahwa kita diberi kebebasan untuk memilih petunjuk yang ada dalam ayat-ayat Al Qur-an tanpa paksaan.

Oleh karena itu kalau kita tidak memahami isi dari Q.4:157

Dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

kemudian melihat isi dari Q.19:33-34,

Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya

dimana ayat tersebut termasuk “Mutasyabihat”, maka kita akan bingung sendiri, bahkan tanpa disadari akan timbul argument dengan berbagai macam alasannya untuk memaksakan pembenaran ayat“Mutasyabihat”  tanpa terlebih dahulu menganalisa dengan lebih dalam lagi.

Jadi kalau kita sudah mengerti duduk persoalannya, maka bisa disimpulkan di zaman itu maksud Al Qur-an diturunkan untuk : menegakan kembali kisah di Injil bahwa Yesus berasal dari Allah (tergambar Q.19:17), 

maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.

Yesus mati dan bangkit (tergambar diQ.19:33).

Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".

Maka Al Qur-an diturunkan di zaman itu memberikan penerangan secara tersamar kepada semua pembaca, bahwa orang-orang yang kafir terhadap Yesus di zaman itu berusaha membantah akan kebenaran kisah sejarah kedatangan dan kebangkitanYesus Kristus yang tertulis di Injil.
Hal itu tergambar di Q.4:156-157,

Dan karena kekafiran mereka (terhadap 'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

dimana ayat tersebut membongkar tipu muslihat orang-orang kafir dengan menjabarkan cerita yang dikarang bagi mereka.

Karena “Allah Maha Tahu”, jadi tidak diherankan kalau ayat tersebut tergolong “Mutasyabihat” sehingga dapat menimbulkan fitnah, kenyataannya  hampir semua orang Mumin tanpa pernah membaca Injil, mengatakan “Yesus tidak disalib !”

Sehingga Q.4:157 

dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

suatu dilemma dari generasi kegenerasi, terutama kebanyakan yaitu mereka para pendengar.

Jadi jelas sekali, kalau pembaca Al Qur-an tidak pernah membaca Injil Kristus, sampai kapanpun apabila mengkaji ayat tentang Isa, maka akan mendapatkan pertentangan antara satu ayat dengan ayat yang lainnya.

Dimana Injil adalah catatan sejarah kehidupan Yesus Kristussebagai manusia sampai diakhir hidupNya mengalami penyaliban, maka “Dia” mati sebagai anak manusia dan pada hari ke tiga bangkit kembali dari antara orang mati.

Jadi setelah 500 tahun Injil tersebar di jazira Arab, di zaman ituAl Qur-an diturunkan mengisahkan keadaan nyata sebagian orang-orang ada yang percaya dan ada pula yang ragu-ragu tentang penyaliban Yesus Kristus, hal itu akibat pengaruh berita bohong (Injil Matius 28: 1-15),

 Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu." Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa." Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.

 oleh “karena ucapan mereka”itu, sehingga telah menimbulkan prasangka  belaka diantara mereka, yaitu orang-orang yang kafir terhadap Yesus Kristus !

Dimana berita bohong tersebut tercipta atas prakasa imam –imam kepala orang Yahudi saat itu, yang tidak bisa menerima kenyataan setelah mendengar dari prajurit bahwa “Yesus Kristus bangkit dari kuburNya”, sehingga mereka berunding dan melakukan KKN dengan saksi hidup yaitu para prajurit penjaga kubur, dengan memberikan sejumlah uang perak, agar mengatakan kepada semua orang : ,,Katakanlah oleh mu: ,murid-muridNya datang pada malam, tengah kamu tidur, serta mencuri “Dia”.

Maka masyurlah perkataan ini diantara orang Yahudi hingga sekarang ini. (kesimpulan kisah tersebut dari Text Injil 1971)

Oleh karena itu tidak mengherankan, hingga saat ini di seluruh dunia masih akan timbul berbagai macam usaha yang bertujuan untuk membantah akan kebenaran sejarah kebangkitan Yesus Kristus dari kuburNya.

Jadi dengan tegas sejak dulu surat Q.4:157 

dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

sudah menjabarkan usaha mereka yang kafir terhadap Yesus, agar kita waspada.

Jika dianalisa dengan teliti berdasarkan sejarah, maka cerita yang ada di ayat tersebut tidak bertentangan dengan 
Injil, sebab tidak mungkin Al Qur-an mengisahkan Isa disalib, karena kebenaran sejarah yang disalib adalah nama Yesus Kristus, yang pristiwanya 500 tahun sebelum Al Qur-an diturunkan !
Jadi siapapun yang pengkaji Al Qur-an, lalu mengatakan Q.4.157

dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

bertentangan dengan Injil, berarti mereka langsung menelan mentah-mentah arti tulisan di Q.4:157, 

dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

tanpa dianalisa dengan lebih dalam dan lebih teliti, serta tanpa ilmu pengetahuan sejarah terdahulu.

Begitu pula kalau 
orang Nasrani membaca Al Qur-an dan mengatakan ayat di Q.4:157 

dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

bertentangan dengan Injil, berarti orang tersebut belum benar-benar memahami Injilnya terutamaInjil Matius pasal 28 .

Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu." Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa." Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.

Sebab justru Q.4:157 

dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

menceritakan situasi di zaman itu, dimana berita bohong disebarkan oleh mereka yang kafir terhadap Yesus akibat dari perbuatan dusta Mahkama Agung dulu, yang dilakukan 500 tahun yang lalu terhitung dari saat ayat Q.4:157diturunkan.

Disinilah kedua belah pihak pada umumnya baik orang 
Nasranimaupun orang Mumin tidak memahami hal tersebut.

Jadi kalau semua orang termasuk Nasrani dan terutama  Muslim memahami hal tersebut, dengan demikian tidak ada lagi orang yang berdebat karena terpancing ulah orang kafir dan tidak pula ada yang tertipu olehnya !

Q.4:156 & 157 

Dan karena kekafiran mereka (terhadap 'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

menggambarkan situasi yang memprihatinkan, dimana banyaknya korban pembohongan di zaman itu, sehingga jelas di zaman itu begitu rapuhnya keyakinan manusia akan kebenaran Injil, di sekitar wilayah dimana Al Quran diturunkan.

Oleh karena itu Al Qur-an diturunkan untuk menegakkan kembali kebenaran sejarah terdahulu, dengan memberikan penerangan apa adanya, tentang ucapan orang-orang yang terpengaruh kebohongan, jadi Allah menurunkan Q.4:157, 

dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

bersifat netral terserah kepada masing-masing pribadi manusia memilih dengan akalnya, mau percaya yang mana ?

Kami ingatkan beberapa penegasan yang terdapat di Q.4:156 & 157, yaitu :

Dan karena kekafiran mereka (terhadap 'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

1- Al Qur-an di Q.4:157 menegaskan kembali keadaan di zaman itu dimana mereka dalam keragu-raguan !

-2- Al Qur-an di Q.4:157 membuktikan “karena ucapan mereka”sehingga ceritanyapun hanya bagi mereka !

-3- Al Qur-an di Q.4:156, menegaskan bahwa “mereka” di zaman itu adalah orang yang kafir terhadap Yesus!

-4- jadi Q.4:156 merupakan kunci pegangan bagi pembaca untuk mengingatkan, akan sumber cerita tersebut !

Oleh karena kisah di dalam Injil sumber pencetus awal kebohongan  dilakukan oleh penguasa besar Mahkamah Agung di zaman itu, sehingga ayat Al Qur-an dengan makna isi cerita yang ada di Q.4:156

Dan karena kekafiran mereka (terhadap 'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),

 yang mengandung sebuah Isarat akan sumbernya saja sudah dibantah mereka, sehingga dalam ayat tersebut tersirat kalimat yaitu: ....... "dengan kedustaan besar".

Jadi perlu diperhatikan !

Bahwa Q.4:157 

dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

bukan kisah penyaliban Yesus Kristus, sebab sebuah kisah pasti bersumber dari saksi hidup.

Sehingga Q.4:157 

dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

diturunkan di zaman itu, makna dari isinya hanya cerita dari “ucapan mereka yang kafir !”

Pada saat itu ayat tersebut diturunkan, jelas belum ada pengikut Rasul Muhammad (agama Islam).

Sebab ayat tersebut pertama-tama yang menerima hanya Rasul Muhammad dan isinya seperti itu adanya.

Karena Allah Maha Tahu akan kedengkian hati setiap orang, dan karena Allah Maha Pengasih terhadap umat manusia, sehingga di zaman itu begitu pentingnya Allah menurunkan Q.4: 156 – 157

Dan karena kekafiran mereka (terhadap 'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

kepada Rasul Muhammad dengan maksud supaya para pengikut Rasul harus membaca ayat tersebut, sebagai pelajaran danperingatan: agar para pengikut Rasul Muhammad waspada, jangan sampai tertipu oleh “ucapan mereka yang orang kafir”, terhadap Yesus.

“PERHATIAN”
Jika Q.4:157 
dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

tidak dipahami, maka selamanya timbul “perbedaan pandangan yang tidak akan berkesudahan!”

Q.4:156 & 157 

Dan karena kekafiran mereka (terhadap 'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

merupakan kebebasan manusia yang diberikan Allah untuk memilih pemahaman pribadi. Hal itu sudah tersirat di Q.42 : 8

Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dan tidak pula seorang penolong.

Mulai zaman itu Q.4 : 157 

dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

bermakna sebuah “informasi penting yang tersamar”, sehingga terabaikan.
Jadi sebenarnya sejak Al Qur-an diturunkan di zaman itu, bahwaQ.4 :156 & 157 

Dan karena kekafiran mereka (terhadap 'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

tanpa disadari merupakan sebuah gambaran“isarat ”, yang bertujuan untuk mewujudkan bersatunya umat Allah ! / Q.42:8

Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dan tidak pula seorang penolong.

Dimana ayat tersebut menggambarkan kedustaan besar manusia(mereka) di zaman itu dan makna dari isi ayat tersebut untuk menguji insting pembaca terhadap penilaian mana yang benar dan mana yang salah.

Jadi dari penjelasan semua tentang Q.4:156-157 

Dan karena kekafiran mereka (terhadap 'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa para pembaca Al Qur-an tinggal memilih makna / pengertian dari ayat tersebut, apakah pembaca mau percaya / mengikuti perkataan mereka orang-orang kafiryang diancam dengan hukuman neraka, atau mau percaya / mengikuti kebenaran yang hakiki, sehingga ditinggikan darimereka yang kafir seperti sudah dijelaskan dengan tegas tergambar di Q.19:33

Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".

dan Q.3:55.

(Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang- orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya".

Dari hal itu semua jelas bahwa para pembaca / orang Mumin berada  pada posisi Netral, sehingga dengan bebas untuk memilih mau mengikuti yang mana ?

Kalau kita sudah mengambil keputusan percaya atau tidak dengan apa yang dikatakan mereka seperti di ayat tersebut, walaupun sadar atau tidak disadari, berarti itu'lah yang kita pilih dalam hidup ini, oleh karena itu ada tertulis : 
"Iman mu menyelamatkan mu" !

Dengan demikian Q.4:156-157 

Dan karena kekafiran mereka (terhadap 'Isa) dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa.

jika dianalisa lebih mendalam, merupakan pelajaran dasar yang bersifat penting untuk memahami sosok yang selalu dijuluki orang kafir dalam ayat-ayat Al Qur-an.

Oleh karena itu, tanpa membaca 
Injil dan memahami sejarah, maka semua umat Mumin tidak akan paham mengapa dalam Al Qur-an  nama Yesus Kristus yang ada di Injil, harus berubah dengan nama “Isa”?

Jika kita sudah memahami semua, maka kita akan tahu bahwa diInjil, Yesus Kristus di Salib dan di dalam Kitab Al Qur-anmemang tidak akan mungkin ada keterangan bahwa nabi Isa disalib !

Karena sudah ditegaskan bahwa Allah Maha Tahu, jadi dalam Kitab Suci tidak mungkin ada kekeliruan dalam hal hak atasnama siapa yang disebut.

Kalau pembaca sudah mengetahui duduk persoalannya, maka bisa menyimpulkan bahwa setiap ayat-ayat di dalam Al Qur-an untuk menyatakan 
Yesus Kristus yang sesungguhnya, maka ditulis dengan inisial “Dia”.

Contoh di Q.11:118

Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat,

dan Q.42:8,

Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dan tidak pula seorang penolong.

Dia” adalah gambaran dariYesus yang berhak memilih (Injil Yahya 15:16).

Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.

Sedangkan Jibril menyampaikan pesan kepada Rasul Muhammad, mengenai gambaran  Yesus Kristus yang berhubungan dengan wewenang Nya dihari Kiamat, selalu diawali dengan suku kata: “katakanlah”!

Contoh: 
Injil Yahya.6:38-39 

Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.

>> Q.36:79 

Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.

dan Injil Matius.25:31-32 

Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,

>> Q.34:26

Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui".

Injil Yahya 6:38-39 

Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.

yaitu ayat 38 : Karena Aku turun dari surga, bukannya sebab Aku melakukan kehendak Diriku, melainkan kehendak DIA itu yang menyuruhkan  ku.

Selanjutnya ayat 39 : Tetapi inilah kehendak Bapak yang menyuruhkan Aku: Supaya daripada segala sesuatu yang dikaruniakannya kepadaku, tiada Aku hilang barang apapun, melainkan Aku ini menghidupkan dia pada hari kiamat . (sumber text Injil cetakan 1971)

Al Qur-an surat 36. YAA SIIN ayat 79, yaitu: Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan, yang menciptakannya kali pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.

Kalau kita sudah membaca dan memperhatikan makna dari isi masing-masiang ayat tersebut .

Dimana Injil adalah perkataan manusia Yesus saat di dunia, akan tetapi sabda-sabda tersebut disampaikan lagi oleh Jibril dan tertulis di Al Qur-an secara ringkas dan tegas, sudah dalam bentuk baku dan bersifat mutlak.

Dimana ayat tersebut di dalam Al Qur-an jika diteliti dengan merujuk kepada Kitab 
Injil, maka apa yang tertulis di Al Qur-ansecara tidak langsung memberikan penegasan bagi semua para pembaca dengan makna yang mempunyai arti: Bahwa Yesus Kristus yang telah bersabda di Injil Yahya 6:38-39,

Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.

dimana sabda tersebut menjelaskan tentang wewenang diriNya terhadap umat manusia dihari Kiamat.

Sedangkan dalam ayat Al Qur-an yang berhak atas wewenang tersebut ditegaskan lagi, akan tetapi oleh karena menghindari kebencian terhadap nama Yesus, maka di Q.36:79 

Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.

bukan lagi dengan memakai nama asliNya yang ada di Injil dan tidak’lah mungkin memakai nama Isa.

Oleh karena itu ayat yang berhubungan dengan wewenangYesus selalu memakai awalan: “katakanlah”!

Dengan demikian Q.36:79

Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.

mengandung sebuah perintah yang tersamar > (“katakanlah”), seakan bagaikan harga mati yang tidak bisa ditawar lagi.

Maka jika dipahami mau tidak mau pembaca harus mengakui dengan tanpa disadari, bahwa Tuhan yang tertulis di Q.36:79

Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.

adalah Yesus, karena “Dia yang berhak atas wewenang tersebut.
Jadi jelas, ayat tersebut memerintahkan dengan;“katakanlah”…..…, perintah  di ayat tersebut bermaksud menerangkan secara tersamar bahwa yang berhak atas wewenang tersebut bukan lagi disebut namaNya.

Hal ini tidak bisa dipahami jika tidak mengetahui sejarah yang ada di Injil Kristus.

Bagi yang sudah membaca Al Qur-an dan Injil, maka akan dapat mengambil kesimpulan; bahwa nama “Isa” sosok manusia biasa saja, sedangkan nama Yesus Kristus (di Injil) sosok manusia Illahi yang telah bersabda; (Injil Wahyu.22:13); 

Akulah yang Awal dan yang Akhir”,

oleh karena perkataan tersebut dari Yesussendiri, dan terlebih dahulu sudah ada di Injil, maka Al Qur-an di Q.57:3 & 4 

Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas 'arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

menegaskan kembali bahwa : Dialah”yang Awal dan yang Akhir dan “Dialah” yang mencipta langit dan bumi!........... …..

Dengan demikian jelas sekali, Al Qur-an dalam ayatnya di Q.57: 3 & 4 

Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas 'arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

dengan tegas membenarkan bahwa Yesus Kristus yang berkata di Injil Akulah yang Awal dan yang Akhir”, sesungguhnya “Dia” adalah Tuhan !

Orang yang teliti mengkaji Al Qur-an dan membaca Injil dengan hati yang tulus, akan mengetahui bahwa ayat “Mutasyabihat”suatu misteri terselubung, hubungan antara Al Qur-an denganInjil, dimana ada kebenaran Injil tersembunyi di dalamnya, jadi disimpulkan sejak zaman itu Al Qur-an suatu pelajaran, yang bertujuan untuk meyakinkan pembaca yang berpendirian dengan akalnya, bahwa Yesus Kristus yang kisahNya terdapat di Injil, sesungguhnya Dia adalah Tuhan !

Oleh karena sebab yang tidak jelas, maka Injil dianggap tabu untuk dibaca , akibatnya kebenaran tersembunyi itu menjadi hampa, karena ditafsirkan seadanya tanpa merujuk kepada Kitab Induknya / ALKitab, (Q.43:4).

Dan sesungguhnya Al Qur'an itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.

Jadi kalau kita sudah memahami duduk persoalan tersebut, maka kita akan tahu ada kebenaran tersembunyi pada kalimat;“Kafir’lah orang yang mengatakan Isa Tuhan!”> Sebab memang benar,  nama  Isa  bukan Tuhan !

Akan tetapi, mereka yang tidak membaca Injil, dimana kalimat;“Kafir’lah orang yang mengatakan Isa Tuhan”, pengertian dari kalimat itu jika ditelan mentah-mentah, maka akan timbul suatu kesimpulan di benaknya: bagaimana mungkin sosok manusia bisa-bisanya disebut  Tuhan !

Kesimpulan itu dikarenakan mereka menyamakan Yesus dengan Isa, maka akibatnya membuat seseorang bahkan kitapun dengan mudahnya mengambil suatu kesimpulan bahwa orang Nasrani itu sesat.

Ironisnya kesimpulan tersebut berkembang, sehingga tertanam di benak setiap orang yang hanya mendengar !

Hal itu menjadi suatu dilema bagi orang awam dari generasi kegenerasi, mereka bisa berprasangka ajaran Injil sudah diselewengkan, sehingga beranggapan orang Nasrani salah, karena memper Tuhankan “Yesus Kristus”!

Karena anggapan tersebut, maka sekarang hampir semua orangMumin, timbul rasa antipati membaca Injil.

Akibatnya membuat orang Mumin turun-temurun menganggap Nabi Isa dalam AL Qur-an sama dengan Yesus Kristus, sehingga apabila mereka mengkaji, maka akan mudah terjebak pada ayat“Mutasyabihat”.

Keadaan mereka tidak bisa dipersalahkan, karena kebanyakan mereka adalah orang-orang awam yang tidak pernah tahu apa itu Kitab Injil, dan ironisnya banyak dari mereka hanya mendengar saja “katanya….”

Hal itu kelak dihari akhir (Q.33:67) 

Dan mereka berkata;:"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta'ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).

tanggung jawab para pemimpin yang melarang mereka membaca Injil !

Oleh karena keadaan tersebut, maka kalimat; 
(“Kafir’lah orang yang mengatakan Isa Tuhan”) bagi orang yang paham maupun yang tidak paham, bisa dijadikan sebuah kalimat  “pembelaan” untuk mempertahankan  argumentasi masing-masing, dalam hal pemahaman; siapa Tuhanmu itu.

Hal itu disebabkan karena sifat manusia “Aku’lah yang paling benar”.

Karena kalimat tersebut tergolong “Mutasyabihat”sehingga kebenarannya tersembunyi, maka kalimat tersebut menjadi dilema terselubung bagi mereka, dari generasi ke generasi yang akan membaca Al Qur-an kelak.

Sebab pemahamannya tergantung dari tingkatan seseorang akanIlmu Pengetahuan yang dimilikinya.

Oleh karena sedikitnya orang yang paham tentang hal tersebut, dimana lebih banyak jumlah orang awam yang tidak memahami, sehingga orang yang memahami lebih banyak diam, karena takut dipandang “murtad”!

Seiring dengan berjalannya waktu, dari awal Al Qur-anditurunkan hingga saat ini, maka banyak orang awam yang telah menjadi Imam dalam keluarga atau Umat.

Dimana para Imam tersebut yang berstatus sebagai pemimpin, tidak dapat menjelaskan duduk persoalan “inti” yang sebenarnya seperti kalimat; “Mutasyabihat” >> “Kafir’lah orang yang mengatakan Isa Tuhan” !

Kenyataan tersebut bisa dilihat sekarang ini, hampir semua pemimpin umat bahkan kitapun sebagai Imam dalam rumah tangga tidak menyadarinya, sehinga tidak bisa menjelaskan duduk persoalan yang benar.

Keadaan tersebut tidak perlu kita herankan, sebab “Allah Maha Tahu” !
Dimana kenyataan tersebut sudah terprediksi dalam ayat Al Qur-an itu sendiri, bahwa di hari pengadilan nanti kita sebagai Imam yang berstatus Pemimpin diminta pertanggung jawaban atas keterangan yang kita berikan.

Hal itu ditegaskan dalam ayat Al Qur-an di Q.33:67yaitu; 

Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta’ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan yang benar.

Ayat tersebut bermakna sebuah “peringatan” bagi semua pembaca Al Qur-an. Karena Al Qur-an untuk kita Umat Mumin, maka peringatan tersebut bukan untuk mereka diluar Mumin !

Oleh karena itu saat mengkaji kita harus teliti, sebab Al Qur-anbanyak sekali ayat “Mutasyabihat”, dimana jenis ayat tersebut samar-samar, sehingga tidak dapat diambil pelajaran kecuali orang yang ber akal. (Q.3:7)

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mu- tasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

Karena manusia mahkluk berakal, maka hanya dengan “akal sehat” dapat menerima kenyataan.

Keterangan tambahan di Al Qur-an terjemahan Dept Agama RI 1984 urutan No:184, menjelaskan bahwa : ayat “Mutasyabihat” tidak dapat dimengerti karena tidak dapat ditentukan arti dari maksud isinya, kecuali terlebih dahulu melalui penyelidikan secara mendalam; ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib misalnya, mengenai hari kiamat………….. .

Coba kalau kita hayati keterangan tersebut, tidak’lah mungkin seperti ayat mengenai hari kiamat para pembaca Al Qur-an harus bertanya kepada Allah !

Akan tetapi para pembaca jangan lupa walaupun ayat tersebut dijelaskan hanya “Allah yang mengetahui”!

Tetapi ditegaskan juga, bahwa jenis ayat tersebut bisa diselidiki secara mendalam ?
Oleh karena bisa diselidiki, maka semua pembaca pasti bisa menemukan  jawaban dari arti ayat tersebut.

Oleh karena itu Allah menurunkan Kitab Al Qur-an merupakan pelajaran (Q.36:69).

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah.

Artinya untuk dipelajari. Berarti jika dipelajari dengn benar ; maka ayat “Mutasyabihat” seperti tentang Hari Kiamat dapat diketahui.

Coba kita buktikan untuk dipelajari, sebagai contoh hanya 2 ayat saja yang tergolong “Mutasyabihat” sebagai penuntun.

Contoh; >Dimana ayat Al Qur-an yaitu Q.31:34 

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

pada kalimat pertama menjelaskan bahwa : Sesungguhnya Allah, hanya pada sisiNya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat;…………….

Sedangkan ayat di Q.43:61 

Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.

pada kalimat pertama dengan sangat sangat tegas, menjelaskan :Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. ……….. .

Dengan demikian jelas hanya Isa yang mengetahui hari kiamat, karena Isa itu satu-satunya manusia di dunia ini yang terjadi dari Roh Allah ( Jelma’an manusia sempurna > Q.19:17 ),

Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.

dengan kata lain Illahin Naas .

Jadi sangat jelas dan masuk “akal”, kalau gambaran mengenai Hari Kiamat hanya Allah yang tahu, karena Allah adalah Roh Suci, dimana Allah melalui media manusia Suci 
Yesus Kristus, pernah hadir hidup nyata diantara manusia .

( penjelasan kasar: Yesus Kristus selama hidup di dunia dirasuki Roh Allah sehingga semua sabda yang keluar dari mulutNyadisebut Kalimat Allah )

Karena 
Yesus Kristus di Al Qur-an digambarkan manusia biasa dengan nama Isa , maka untuk mengetahui perkataan Isa dari sifat ke IllahianNya, tidak lain harus membaca Injil, karena semua sabda Yesus Kristus saat di dunia ini telah dicatat dan terrekam dalam Kitab Injil ! (“Dia Illahin Naas, perkataanNyadisebut “Kalam hidup” )

Oleh karena itu untuk mengetahui tentang misteri ayat-ayat“Mutasyabihat” harus membaca Injil.

Maka begitu pentingnya Q.5:68

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.

 yang merupakan himbauan tersamar kepada semua pembaca Al Qur-an.

Jadi jelas bahwa akal pikiran manusia yang dapat memecahkan misteri ayat tersebut, yaitu dengan cara diselidiki yang tidak lain menggunakan akal untuk mencari tahu sejarah Nabi-nabi dari Kitab-kitab terdahulu.

Kalau kita tidak gunakan akal, maka sulit sekali dalam mengambil pengertian dari ayat tersebut, sehingga dengan pasti bisa menimbulkan fitnah tentang ayat itu sendiri bahkan terhadap Kitab-kitab terdahulu.

Oleh karena Kitab Al Qur-an sarat akan petunjuk, dimana manusia ada pada posisi netral, diberi kebebasan oleh Allah, untuk mengambil keputusan secara pribadi, petunjuk mana yang akan dipilihnya, tanpa paksaan.

Dengan demikian janganlah kita terpaku dengan suku kata“petunjuk”, sehingga kita sudah merasa mendapat “petunjuk”, sedangkan  “petunjuk”  itu harus dibaca lalu dicari arahnya, dan arahnya harus konsisten dari awal melangkah supaya langkah-langkah yang dijalanni tepat, agar tidak keliru sampai ketitik akhir “yang dituju”.

Dengan demikian di saat mengkaji Al Qur-an, dari awal kita harus konsisten mencari petunjuk (ayat-ayat) yang berhubungan dengan surat pertama : AL FAATIHAH (PEMBUKAAN) :“Tunjukilah kami jalan yang lurus”.

Karena dalam hal mengkaji tidak sama dengan berDo’a, maka bunyi permintaan yang tertulis di ayat tersebut dengan pasti jika dicari dengan teliti, jawabannya pasti ada juga tertulis di dalam ayat Al Qur-an itu sendiri !

Perlu diingatkan” , bahwa pembaca harus hati-hati dan teliti pada saat membacanya, karena kekuatan jahat syaitan telah mengetahui bahwa Al Qur-an memberi petunjuk kepada jalan yang benar. ( Q.72 Al Jin :1 )

Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Qur'an), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur'an yang mena'jubkan,

Sehingga syaitan berusaha tidak akan mempersekutukan manusia dengan Tuhan. (Q.72 Al Jin:2)

(yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami,

Oleh sebab itu agar manusia tidak dapat bersekutu denganTuhan, maka syaitan berusaha mengganggu pikiran manusia yang membaca Al Qur-an, supaya lupa akan petunjuk yang meng arah kepada “jalan yang lurus”itu.

Penjelas, mengapa syaitan mengganggu ?

Berdasarkan historisnya, bahaw asal usul syaitan dan para pengikutnya adalah mahluk berasal dari Sorga yang telah dicampakkan / diusir oleh Allah dari hadapanNYA, karena melakukan kesalahan. Karena mahluk tersebut sudah melihat Allah, hidup dalam roh dan kekekalan serta pengetahuannya, lengkap.Kalau mereka berdosa, itu berarti telah berbuat dosa dengan sengaja, sehingga tidak ada lagi pengampunan.

Akan tetapi lain halnya dengan manusia yang belum pernah melihat Allah, oleh karena Allah Maha Tahu dimana manusia sejak awal diciptakan kemudian jatuh dalam dosa oleh karena dipengaruhi oleh syaitan.

Karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang terhadap ciptaanNYA, maka Allah memutuskan suatu perkara, agar dosa-dosa manusia dapat diampuni (bagi yang mau), yaitu dengan Kasih karunia oleh “RahmatNYA”.

Dimana pengertian dari gambaran “RahmatNYA” dalam Al Qur-an  sungguh jelas di Q.24:21

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

 & Q.19:21.

Jibril berkata: "Demikianlah". Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan".

Hal itulah yang membuat syaitan menjadi dendam kepada manusia mahluk ciptaan Allah, sehingga syaitan berusaha agar manusia tidak bisa terselamatkan akibat perbuatan dosanya, dengan cara menghalangi semua pembaca Al Qur-an supaya tidak mendapatkan pengertian tentang petunjuk ke arah “Jalan yang lurus itu”!

Dimana kalimat “jalan yang lurus” adalah merupakan gambaran kalimat  “sandi” bagi pembaca Al Qur-an, sebab kalimat tersebut mengandung gambaran yang tersamar dari wujud zhahir “RahmatNYA”.

Oleh karena merupakan “sandi” petunjuk, maka harus dipecahkan dengan kata lain harus benar-benar di pahami bagi semua pembaca Al Qur-an, karena petunjuk adalah suatu logika yang pasti bagi yang berakal.

Dengan demikian atas penjabaran diatas, maka siapapun orangnya, berapapun usianya dan dimanapun tempatnya, apabila membaca Al Qur-an pasti diganggu syaitan, agar pikiran manusia tanpa sadar dipengaruhi supaya tidak memahami apa yang dimaksud dengan pengertian sebenarnya, akan “jalan yang lurus itu” !

Oleh sebab itu pada saat membaca Q.43:61,

Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.

selanjutnya di ayat “62” 

Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

sudah jelas-jelas diperingati, supaya para pembaca harus waspada  jangan sampai dipalingkan oleh syaitan. Oleh karena itu harus tahu duduk permasalahan yang sebenarnya terhadap isi ayat tersebut.

Akan tetapi kenyataannya tanpa sadar pembaca terpengaruh, sehingga terjerat pada ayat “Mutasyabihat”, yaitu pikiran pembaca terpaku dengan beranggapan sepele: “bahwa Isa hanya sosok manusia biasa saja” !

Itulah sebabnya Al Qur-an harus dikaji ulang, agar semua pembaca mendapatkan suatu kesimpulan yang pasti!

Akan tetapi bukan sekedar dibaca dan dikaji, melainkan harus di dasari dengan hati / bathin yang bersih, karena syaitan / roh dajal lebih suka akan manusia yang mempunyai penyakit dalam hatinya.

Oleh karena syaitan merajalela di dunia, maka orang yang diganggu sehingga tertipu syaitan maka hanya terpaku pengertian dunia saja.
Hal itu sudah dikatakan Rasul Muhammad, bahwa sejak awal Al Qur-an diturunkan sudah diganggu oleh kekuatan jahat syaitan sang penipu yang menyesatkan. (Q.25:29)

Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur'an ketika Al Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.

Oleh karena itu, para pembaca Al Qur-an jangan’lah meremehkan akan kekuatan jahat syaitan pengganggu !

Maka pada saat memulai membaca Al Qur-an, Allah sudah memberi tahu sebagai suatu isarat penting !, yang tertulis diQ.16 : 98, yaitu :

Apabila kamu membaca Al Qur'an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.

Ayat tersebut merupakan suatu rabu-rambu dalam membaca Al Qur-an untuk mengingatkan kita, supaya pembaca selalu harus waspada terhadap roh pengganggu!

Ayat selanjutnya Q.16:99, yaitu ; 

Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.

 Di ayat Q.16:98 

Apabila kamu membaca Al Qur'an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.

jelas sekali ditujukan kepada semua pembaca Al Qur-an siapapun juga yang masih dalam taraf pencarian akan petunjuk kepada jalan yang benar, yaitu sesuai permintaan awal: “jalan yang lurus” itu !

Sebab selama masih dalam taraf penentuan pilihan, pribadi yang bersangkutan pasti dihalangi syaitan.

Hal ini terbukti dari ayat berikutnya (Q.16:99),

Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.

dimana dijelaskan bahwa syaitan tidak ada kuasanya untuk mengganggu para pembaca yang sudah tahu dan memahami sehingga dia sudah berIman kepada Tuhannya.

Oleh karena itu, untuk memahami isi petunjuk dalam Al Qur-an, hanya satu kuncinya, yaitu pahami dan laksanakan himbauan tersamar di Q.5:68 

Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.

yaitu membaca Taurat dan Injil,

( sebab harus “diingat” bagaimana mungkin seseorang bisa mengatakan “Kitab itu salah” kalau tidak membacanya ).

Kemudian bacalah semua “Surat” Al Qur-an, kalimat per kalimat dalam satu ayat hingga semua surat, sambil dipikir dengan dilandasi hati yang lapang.
Dengan demikian anda dapat membuktikan bahwa Al Qur-anmerupakan “Surat Terbuka” yang bermakna Pelajaran dan Petunjuk bagi semua orang untuk di baca dan dikaji. (Q.69:48)

Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

Sehingga kita memahami bahwa agama Islam adalah agama yang disempurnakan bagi semua orang yang berserah diri kepada Allah Sang Haliq, dengan pedoman kitab Suci Al Qur-anyang sarat dengan petunjuk berupa tulisan serta petunjuk Tahajud bagi mereka yang tetap ragu dengan petunjuk tulisan.

Dengan tujuan supaya semua manusia mengenal bahwa “Dia” adalah Tuhanmu, tanpa paksaan atau pengaruh dari orang lain, melainkan dengan cara dipelajari dan atas kemauannya sendiri, masing – masing Pribadi.

Hal itu bertujuan untuk menghindari perselisihan, yang berawal dari perdebatan / argumentasi setiap orang !

Jadi tulisan kami ini, dari “awal sampai akhir kesimpulan”, sekedar bacaan dari hasil mengkaji kembali semua ayat-ayat yang tergolong “Mutasyabihat”.

Sehingga sangat perlu untuk dibaca, karena selama ini para pembaca tanpa sadar bahwa ayat-ayat tersebut terhalang ghaib jahat, yang mempengaruhi para pembaca supaya tidak memahami dengan benar.

Oleh karena itu pelajari kembali Al Qur-an dengan sungguh-sungguh, dan renungkan’lah.
Sebab Q.3:7 

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mu- tasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

sudah memprediksikan keadaan setelah Al Qur-anditurunkan, dengan kenyataannya bahwa sekarang, hampir semua orang yang mendalami Al Qur-an tanpa sadar berIman pada ayat “Mutasyabihat”, tetapi tanpa dipelajari dahulu dengan akalnya, maka sekarang timbul’lah fitnah tentang keabsahanKitab Injil.

Jadi, kalau anda sudah mengetahui sesuatu Rahmat Allah yang benar-benar dingkari manusia. (Q.43:15)

Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah).

Berarti anda sudah memahami apa isi penjabaran dari tulisan ini !

Akan tetapi semua kesimpulan dari tulisan ini, kembali pada diri anda masing-masing pribadi !

Sebab ada tertulis: “Hendak’lah yang punya mata melihat dan yang punya telinga mendengar !”

Mengapa? :
-  Kita harus mengkaji Al Qur-an ?-
- Hampir semua ayat-ayat Al Quran penuh dengan “peringatan”?
- Harus ada ayat yang disebut “Mutasyabihat” ?

Pertanyaan diatas, tidak bisa terjawab dengan benar tanpa membaca Injil Kristus, dengan tulus.

Renungan dari kesimpulan:
Kalau kita menuduh orang lain “kafir”, jadi, termasuk golongan yang mana’kah kita ini ?
Penutup Kesimpulan .

Jadi kalau kita sudah mengkaji dan meng-analisa Al Qur-andengan mendalam disertai membaca Injil Kristus, maka salah satu kesimpulan dari sudut pandang hubungan ayat-ayat Al Qur-an terhadap Kitab Injil adalah:

Al Qur-an dengan tersamar telah menjabarkan, bahwa adaManusia Illahi yang berasal dari Allah Yang Maha Tinggi / Surga, pernah hadir di bumi ini.

Dimana Manusia Illahi itu tidak lain adalah Yesus Kristus, yang kisahNya ada di Injil Kristus.

Sedangkan di dalam Injil, berisi kisah kehidupan Yesus dan sabdaNya tentang himbauan, nasehat dan janji-janjiNya untuk menyelamatkan manusia dari perbuatan mungkar, dan hanya bagi yang percaya kepadaNya.

Oleh karena kehadiran Manusia Illahi tersebut berasal dari Surga, maka bisa jadi dan pasti “Dia” akan datang kembali kebumi, hal itu dijabarkan dalam Al Qur-an dengan gambaran “wewenang Dia” dihari kiamat.

Dimana dalam Injil tidak ada satu ayat pun Yesus mengatakan dengan terusterang menyatakan diriNya secara tegas bahwa “Dia Manusia Illahi.

Akan tetapi pernyataan diriNya di dalam Injil dengn menggunakan bahasa perumpamaan, sehingga sulit dipahami kalau bukan dikaruniakan Hikmat Allah.

Oleh karena itu semua orang / kita yang mengkaji Al Qur-andengan "Akal" untuk meng-analisa lebih dalam dan teliti dengan dilandasi hati yang bersih dan di sertai membaca Injil Kristus, dan bukan mencari perbandingan atau kesalahan.

Maka semua orang / kita pasti akan mengetahui “siapa yang sesungguhnya manusia Illahi itu”.

Dimana Kitab Al Quran mengungkapkan dengan logika / akal agar manusia dapat mengerti apa yang selama ini sulit diterima, mengapa manusia Yesus Kristus, punya kuasa atas Surga dan bumi (tergambar di Q.3:45).

(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih 'Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),

Oleh karena itulah sebagian ayat Al Qur-an memberikan penerangan kepada pembaca dengan penjelasan bahwa Illaahi naas makhluk ber-unsur manusia, jadi karena sosoknya rupa manusia, dengan pasti punya nama.

Dengan demikian orang yang mengkaji Al Qur-an dengan hati yang tulus akan memahami, bahwa yang dimaksud Manusia Illahi adalah Yesus Kristus, yang kisahNya ada dalam Injil.

Sehingga pembaca Al Qur-an dapat mengerti bahwa manusiaYesus saat di dunia, “Dia” adalah Ilaahin naas.

Oleh sebab Yesus Kristus berasal dari Allah, oleh karena itu  Dia adalah Manusia Illahi, Manusia yang mempunyai Kodrat ke Illahi'an, sehingga Dia Manusia yang Kekal dan Dia dapat melakukan apa saja tehadap bumi berikut isinya karena sesuai dengan KodratNya.

Gambaran dari Manusia Illahi tersebut sudah ditegaskan dengan ringkas tapi tersamar di Q.112 AL IKLASH.

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

Bagi mereka / kita yang sudah mendalam dalam pengkajian maka mereka / kita tahu bahwa Q.112 AL IKLASH 

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

merupakan kesimpulan inti dasar utama keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Pada umumnya mereka / kita tidak memahami tetang hal itu,walaupun sudah dijelaskan oleh Allah melalui FirmanNYA dalamAl Qur-an secara isarat, hampir disemua ayat dalam surat Al Qur-an dengan suku kata :"Tuhanmu, Tuhannya, Tuhan kita".

Dimana Q.112 

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

mempunyai nilai fungsi / bobot sepertiga dari Al Qur-an, hal itu sangat jelas karena surat ini adalah ringkasan sepertiga dari gambaran Hadirat Allah yang manusia dapat ketahui dalam Kitab-kitab terdahulu.

Oleh karena Manusia Illahi wujudNya Manusia maka Dia punya"Nama".
Oleh karena itu NamaNya mempunyai kharisma keIllahian, terutama dalam alam ghaib.

Dimana kita tahu bahwa ke Illahian berhubungan dengan Roh, maka nama Yesus Kristus ditakuti oleh raja syaitan apapun yang ada di bumi maupun di alam udara sampai saat ini.

Pengungkapan yang terdapat dalam Kitab Al Qur-an tentangManusia Illahi itulah yang merupakan pelajaran dasar, yang membuat syaitan / dajal merasa ter usik sehingga gusar terhadap para pembaca Al Qur-an, hal itu tanpa disadari oleh kita dan semua orang terutama para pembaca Al Qur-an.

Dengan demikian setiap orang yang membaca Al Qur-an agar tidak memahami tentang siapa Manusia Illahi itu, maka Gahib jahat yaitu "Dajal" yang disebut roh anti Kristus selalu berusaha menghalang pikiran manusia yang membacanya.

Maka kita / setiap orang yang membaca ayat-ayat Al Qur-antentang “nabi Isa”, ( gambaran Yesus ), selalu dihalangi syaitan / Dajal, sebab “syaitan / Jin” mengetahui Al Qur-an merupakan penjabaran / pelajaran untuk memahami hal itu. (Q.72 AL JIN : 2)

(yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami,

Dengan demikian semua ayat-ayat tersebut tanpa disadari terhalang Ghaib !

Oleh karena hal tersebut, maka kita / setiap orang yang akan mulai membaca Al Qur-an, Allah memberikan ketetapan dalam ayat Al Qur-an di Q.16:98,

Apabila kamu membaca Al Qur'an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.

agar kita dan semua pembaca haruswaspada terhadap gangguan ghaib jahat / syaitan.

Hal itu suatu peringatan agar jangan dipalingkan oleh syaitan dari pengertian yang hakiki (Q.43:62).

Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Jadi apabila kita / pembaca Al Qur-an sudah memahami bahwaManusia Illahi itu yang dikenal dalam nama Yesus Kristus, maka gangguan bisikan dari kekuatan ghaib yang jahat / syaitan akan dapat terhindari.

Hal tersebut tersamar dalam ayat Al Qur-an,di surat terakhir 114 AN NAAS ( MANUSIA ), ayat 3,

Sembahan manusia.

yaitu: Ilaahin naas / Manusia Illahi.

Jadi surat ini merupakan kesimpulan tersamar dari kharisma akan “Dia”, di ayat pertama diawali dengan perintah :Katakanlah” .

Oleh karena itu surat AN NAAS sebagai penutup dari Kitab SuciAL QUR-AN.
Hal itu’ lah yang perlu kita renungkan dengan hati yang tulus.

Jadi sangat jelas bahwa Al Qur-an menegakkan kebenaran yang hakiki dengan logika /akal.

Sehingga dengan kenyataan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa Islam “agama berakal”.

Kesimpulan itulah yang kita sudah tahu tapi tidak benar-benar dipahami secara mendalam !

Dengan penjabaran dan kesimpulan dari tulisan ini, semoga anda memahami misteri dasar dari kalimat:

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”


AMIEN.

Tujuan dari tulisan yang kami susun ini, semata-mata hanya membagi pengalaman Nyata .

Supaya kita pembaca mengerti bahwa Al Qur-an suatu petunjuk yang mengandung Ghaib, yaitu agar manusia dapat percaya bahwa “Yesus Kristus Tuhan”, bukan karena dipengaruhi oleh orang lain.

Tetapi dengan jalan Shalat Tahajud, untuk membuktikan kebenaran yang hakiki secara pribadi.

Sebab agama berhubungan erat dengan Tuhan yang keberadaan Nya Roh.

Sehingga kita mendapatkan keyakinan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, dengan lebih sempurna, karena bukan dari membaca dan juga bukan hanya "kata orang" saja !

Hal inilah yang merupakan kesimpulan inti sesungguhnya, bahwa Islam agama yang disempurnakan, yang tidak mau dipahami oleh hampir semua orang Mumin.

Karena apapun Kitabnya dan apapun bunyi Ayatnya, bahwa keyakinan tentang Allah tidak bisa diukur dan tidak dapat dibuktikan dengan Logika manusia.

Alasan pokok yang mendasar sehingga kami merasa perlu untuk menulis pengalaman nyata ini,karena pada umumnya kita meng-artikan mentah-mentah kalimat : “Tidak ada Tuhan selain Allah”.

Maka hal tersebut menjadi suatu harga mati, yang berakibat menyangkal  Yesus Kristus adalah Tuhan.

Oleh sebab itu : Tidak ada satu dalih pun dan tidak ada satu orang manusia  pun di dalam Dunia ini yang dapat merubah Akidah, kecuali  Dialah yang Awal dan yang Akhir !

Melalui tulisan ini mengingatkan bahwa Tuhan yang Ghaib adanya, bisa ditemui (dalam Ghaib) dan semua ini tergantung kita pribadi, apakah mau? atau tidak ? tanpa harus melalui syarat Duniawi.

Karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang sehingga tidak akan mempersulit UmatNYA.

Tetapi hanya ada satu syarat Bathin, yaitu :Bertanya dengan Benar dalam Tahajud dengan modal meyakini akan menemui Tuhannya  dilandasi Hati yang Tulus. (Q.2 : 46)

(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.

Siapa saja yang mau melaksanakannya, jika Allah berkenan atas ketulusan hati anda dipastikan “Dia” akan hadir dalam suasana ghaib yang indah menakjubkan…. Amien.
Shalat Tahajud tersebut suatu pembuktian nyata untuk kita semua orang Mumin, karena hal ini merupakan ujian untuk mendapatkan jawaban pribadi pada tingkat Marifat yang sesungguhnya.

Karena tanpa Tahajud, dipastikan sampai saat menjelang Ajal menjemputnya, sangat sulit bahkan tidak akan mungkin percaya bahwa “Dia Yesus Kristus adalah Tuhan, yang akan membangkitkan kita.

Oleh karena itu 500 tahun sebelum Al Qur-an diturunkan, Yesus Kristus  saat hadir di Dunia sebagai anak manusia, Dia sudah berpesan  memberikan tawaran yang mudah untuk semua manusia, dalam sabdaNya di Injil Yahya 20:29 : 

Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

“Berbahagialah orang yang percaya, meskipun tiada nampak”.

Tahajud tersebut bukan ajaran baru tetapi tanpa kita sadari hal ini sudah ada dalam ayat Al Qur-an di Q.2:46 ;

(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.

 Karena kami sudah meng-Imani semua Kitab, dan kami sudah membuktikan  (Ghaib) kehadiran “Dia”.

Maka kami mau ingatkan bahwa makna dari melakukan  Tahajuddi Q.2:46, 

(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.

yaitu bernuansa bathin / ghaib yang merupakan suatu petunjuk bahkan tawaran ulangan cuma-cuma dari Allah tanpa paksaan bagi MEREKA  yang tetap tidak mau percaya begitu saja,atas tawaran terdahulu di Injil Yahya 20:29.

Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Perlu diingatkan, bahwa tawaran ulangan tersebut terkadang tidak semudah dalam pelaksanaannya.

Apabila dalam pelaksanaan, suasana / perasaan mengalami gangguan oleh kekuatan ghaib yang jahat. Keadaan tersebut harus dilawan dengan niat dan Iman.
Jika ghaib jahat tetap menghadang, anda tinggal menyebutnama Dia” yang paling ditakuti oleh roh jahat.

Kalau anda sudah melakukan Tahajud seperti bab 22, maka anda akan mengerti makna dari Injil Yahya 20:29, 

Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

karena anda akan mengalami sendiri menghadapi kekuatan-kekuatan Ghaib Jahat !

Perlu diketahui, bahwa apa yang tertulis di Injil bermakna nasehat bagi pembaca, mau percaya atau tidak, terserah pembaca !

Akan tetapi apa yang tertulis di Al Qur-an bermakna pelajaran serta petunjuk pelaksanaan Tahajud untuk pembuktian langsung dengan ghaib, bagi mereka yang tetap tidak percaya dengan apa yang tertulis di Injil !
.
Tulisan ini hanya bermakna pengkajian, berdasarkan ayat-ayat yang ada di dalam Al Qur-an, yang merupakan Kitab pedoman Umat ISLAM. Jadi bukan bermakna Syari-at.
Jika anda setelah membaca semua isi tulisan ini, kemudian meremehkan bahkan mencibirnya, kami tidak merasa heran karena kami dahulu seperti itu adanya. 

Jadi jangankan tulisan ini, Firman Allah saja dapat dibantah manusia, karena ketidak tahuannya !

Tulisan ini tidak perlu dibahas untuk bahan perdebatan sehingga menimbulkan perbantahan.

Tetapi sangat perlu bagi setiap pribadi untuk direnungkan dengan hati bersih, karena hari ini, besok,lusa, bisa merupakan hari terakhir untuk kita semua. Jangan sampai terlanjur ajal menjemput, sehingga menyesal setelah masuk ke alam ghaib yang kekal.

Jadi anda tinggal memilih, "
siksa kubur" atau tempat yang "diberkati" ( Q.23:29 )

Dan berdo'alah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat."

 / ( Yahya 14:3 )

dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.

Karena status kita diwaktu hidup dalam dunia ini, berserah total kepada Allah Sang Haliq sambil mencari untuk mendapatkan petunjuk “jalan yang lurus” itu, apabila “jalan yang lurus” itu belum juga kita dapati, maka dari mulai ajal menjemput, yang kita alami adalah "siksa kubur" bahkan sampai tibanya hari berbangkitpun tidak ada yang membangkitkan kita, berarti kita tetap di alam siksa kubur, jadi hal itu sesuai dengan yang kita Imani !

Hal itu tergambar dengan jelas dan tegas di Q.36 : 52,

Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?". Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya).

keadaan kita di hari kiamat akan “celaka”. 

Sekali lagi kami ingatkan, sangat penting bagi setiap pribadi kita untuk merenungkan hal tersebut.

Di mana Allah melimpahkan RahmatNYA (Q.19:21), 

Jibril berkata: "Demikianlah". Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan".

tetapi manusia mengingkarinya (Q.43:15) 

Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah).

Jika Anda patuh menjalankan Ibadah dengan hati yang Tulus Ikhlash, pasti tidak menolak Dia”.

Karena “Dia” adalah Tuhanmu.( Q.43:64 )

Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus.

Perlu diingatkan; karena tulisan ini bermakna pengkajian dan penyajian dari isi bunyi ayat-ayatnya tidak lengkap, oleh karena itu harus ada materi yang akan dikaji, yaitu Kitab-kitab sesuai Ref.

Yang utama saat mengkaji semua Kitab, bukan mencari perbandingan apalagi perbedaan !, tetapi mencari hubungan yang saling mendukung antar Kitab-kitab tersebut, karena merupakan mata rantai.

Jika kita mencari perbedaan berarti kita meragukan akan ke Esa-an Allah !Sebab semua Kitab sumbernya hanya satu yaitu Allah Sang Haliq dan Dialah Tuhan yang Esa.

Maka janganlah mencari perbedaan, sebab Tuhan tidak pernah berbeda apapun zaman nya.

Apabila anda sudah selesai / tamat membaca tulisan ini, renungkanlah dengan hati dan pikiran tenang.

Sekali lagi diingatkan !

Jangan bertanya kepada manusia apapun agamanya, karena pada umumnya manusia bersifat “Akulah yang paling benar”sehingga lebih cendrung men-doktrin / memaksakan.

Oleh karena itu tulisan ini bersifat “Pribadi !”

Kami ingatkan; bahwa tulisan ini bukan untuk merubah suatu Akidah, akan tetapi semata-mata untuk mempertegas dengan penjabaran makna dari akidah itu sendiri.

Dimana tulisan ini hanya memberikan masukan kepada anda yang membaca, agar setiap pribadi tahu bahwa selama ini tanpa kita sadari, hampir sebagian ayat-ayat penting yang mengandung makna petunjuk tentang “jalan yang lurus”itu, dengan nyata saat dikaji selalu dipengaruhi / terhalang ghaib, yang bertujuan agar para pembaca Al Qur-an menyepelekan kebenaran tersembunyi dari ayat Mutasyabihat”.

Oleh sebab itu, kami hanya memberi tahukan, bahwa tanpa anda membaca Injil maka anda tidak akan mungkin mengetahui apa tujuan yang sesungguhnya Al Qur-an diturunkan.

Sebab sudah kita dengar bahwa Al Qur-an ringkasan dari Taurat dan Injil, jadi kalau anda baca AlKitab dengan hati yang tulus, maka anda akan lebih jelas lagi isi dari ringkasan yang ada dalam Al Qur-an.
Karena hal itu sudah ditegaskan dalam Al Qur-an di Q.43:4.

Dan sesungguhnya Al Qur'an itu dalam induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.

Jadi jelas’lah dalam mengkaji harus merujuk kepada Kitab Induknya agar lebih mudah mendapatkan pengertian yang hakiki.

Dimana misteri Allah yang ada dalam ayat-ayat Al Qur-antersusun dengan sistemmatis, sehingga untuk mendapatkan ayat yang saling berhubungan, tidak selalu berada dalam satu surat,kenyataan itulah sebagai bukti bahwa Al Qur-an harus benar-benar dikaji , bukan sekedar dibaca dan ditelan mentah-mentah.

Jadi hanya fitrah diri dan akal sehat saja, yang mampu menerima adanya kebenaran yang tersembunyi.

Dimana kebenaran itu terhalang ghaib jahat, hal itu bisa dibuktikan bahwa hanya Kitab Suci Al Qur-an saja jika hendak mulai dibaca harus minta perlindungan Allah dari gangguan syaitan terkutuk !,yang ditegaskan di Q.16:98; 

Apabila kamu membaca Al Qur'an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.

Fa-idzaa qara’tal-qur-aana fasta’idz billaahi minasy-syaithaanir-rajiim

Jika anda marah setelah membaca tulisan ini, kami sangat memahaminya, karena kami tahu bukan karena fitrah anda yang menimbulkan amarah, hah ini harus kita sadari bahwa kita manusia tempat pertarungan pengaruh antara roh ghaib jahat dengan Roh Allah yang sejati, sebab manusia diberi kebebasanoleh Allah untuk memahami Kitab Suci, guna memilih: percaya atau tidak kepada Tuhanmu, maka terserah manusia itu sendiri.

Jadi jangan’lah kiranya tulisan ini membuat hati anda gusar.

Tulisan ini tidak ada arti apa-apa sedikitpun jika tidak dibaca sambil dihayati, akan tetapi tulisan ini sebagai penjelasan awal berdasarkan realita, bagi pembaca yang mau mengkaji Al Qur-andengan hati yang lapang.

Perlu “diingat” setiap agama mempunyai Kitab masing-masing!

Tulisan ini mengulas hubungan yang ter abaikan antara Al Qur-an dengan Injil yang tidak pernah dibaca.

Oleh karena itu tulisan ini “bukan pelajaran agama”, jadi jangan berburuk sangka !

Kami ingatkan lagi, bagi pembaca Al Qur-an, bukan juga karena semata mengandalkan pengertian sendiri dari akalnya, melainkan yang lebih utama harus waspada terhadap gangguan ghaib yang jahat !

Demikian tulisan ini kami buat, semoga bermanfaat bagi setiap pribadi yang membacanya, amien.

Jika anda melakukan Tahajud dengan hati yang tulus, semoga hadirat Nur Illahi dapat anda buktikan. Amien.

“SEMUA TERSERAH ANDA !”


Ya” Ukhty ya Akhuya”…… Inilah sebagian pengalaman ana dan para Sahib”……yang sefaham danyang sepenuhnya.
Tolong mengkaji dengan benar, sedetil-detilnya dan dengan pengantara Injil.
Yang antuma kumpulkan…..yang selama ini…. Menjadi pertentangan yang bagi antum yang tidakfaham dengan isi AlQuran dengan benar dan yang paling prinsip antum”…..Yang beranggapan Injil tidak benar.
Coba baca Injil pasti tergambar dalam AlQur-an, yang selama ini oleh karena Dadjal menutup Mata hati, maka tidak terlihat.
Dengan ini utamakan singkirkan Dadjal….dan jangan antum marah………dengan penjelasan inidan jangan disepelekan”
Dengan hati ikhlas antuma bersedia menjawab semua pertanyaan antum”…………………….. , danbagi yang ingin memiliki Tulisan ini, cantumkan nama serta alamat lengkap, kirimkanmelalui (sms) hp : ---------------------- ----------------------9-7

Syukran kathir…ma assalamah ihlal liqha….Taufiqh wall hidayah”
 Wassalam alaikm wr”wb…..Kullu fi jannah,


Asgf/Ahdr/Sahib.
.
Bacalah tulisan ini sekali lagi, dari awal sampai akhir . .
Ket :
Tulisan ini disusun berdasarkan pengalaman nyata kami.

Lamanya masa pengkajian pribadi, lebih dari lima belas tahun.

Jumlah asli tulisan ini yang kami buat secara rinci – pass seribu babKami sajikan hanya sebagian kecil saja, untuk menghindari rasa jenuh pembaca.

Karena itu mohon maaf kalau tidak ber-urutan.

Ref :  Al Qur-an Terjemahan resmi Dept Agama RI – 1984

 
Hadits Shahih Bukhari

Alkitab  keluaran Lembaga Alkitab Indonesia cetakan 1970 ( eja-an lama – masih memakai istilah Arab )

Judul Tulisan : “Surat Terbuka”

Disarankan diwaktu mengkaji harus disertai Kitab-kitab sesuaiRef, bagi mereka yang lancar membaca tulisan Arab serta mengartikannya, lebih baik mempergunakan Al Qur-an tanpa terjemahan.

Mintalah Hikmat Kepada Allah maka akan lebih mudah memahami Bahasa Qur-an. Hanya “Akal sehat dengan didasari fitrah diri” maka dapat menerima kenyataan adanya kebenaranInjil yang tersembunyi di Al Qur-an.

Jika sampai saat ini masih ada orang yang berdebat soal Agama,berarti orang – orang tersebut hanya tahu Kitabnya masing – masing !
.
Karena sifat manusia,
“Aku’lah yang paling benar!”

.Iman mu menyelamatkan mu !

Copyright © 2007 Pribadi ! Surat Terbuka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar